Laporan akhir setebal 108 halaman oleh tim ahli Swiss mengungkapkan bahwa tes pada sisa-sisa dan harta benda Arafat yang digali, termasuk sebatang rambutnya, noda urin di pakaian dalamnya, dan topi wol, mendukung bukti serius.
Ada kemungkinan bahwa kematiannya mungkin akibat keracunan dengan polonium-210.
Ini adalah zat yang sangat radioaktif, 250.000 kali lebih beracun daripada sianida.
“Ini telah mengonfirmasi semua keraguan kami,” kata janda Arafat, Suha, kepada kantor berita Reuters saat itu.
“Terbukti secara ilmiah bahwa dia tidak mati secara alami, dan kami memiliki bukti ilmiah bahwa pria ini terbunuh,” tambahnya.
Suha Arafat, berbicara di Paris, menyebut kematian suaminya sebagai "kejahatan nyata, pembunuhan politik."
Dia tidak menyebutkan tersangka, tetapi jika suaminya benar-benar terbunuh, akan ada banyak kemungkinan pelaku.
Arafat menghabiskan hidupnya memerangi Israel, pertama sebagai pejuang gerilya dan kemudian sebagai negarawan.
Selama beberapa dekade, ia menjabat sebagai pemimpin gerakan Fatah dan wajah PLO, selalu dalam seragam hijau zaitun, janggut abu-abu tambal sulam, dan syal kotak-kotak.
Para pengkritiknya menyebutnya teroris dan penjahat, dan mereka menuduhnya mengumpulkan kekayaan pribadi dan pada akhirnya mengecewakan perjuangan Palestina.
Pendukungnya memujanya sebagai semacam bapak pendiri, dan potretnya digantung di dinding setiap pejabat Otoritas Palestina di Tepi Barat.
Sebelum kematiannya pada tahun 2004, dia menandatangani Kesepakatan Oslo, yang menawarkan janji perdamaian yang masih belum terpenuhi.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR