Bersama sanggar tarinya “Warini” ia dipercaya untuk mengasuh program tersebut selama 20 tahun.
Mata dunia mulai melirik Arini dan sejak itu Arini banyak mendapat tawaran mengajar tari Bali dari mancanegara.
Seperti ke Amerika Serikat (1999-2005) dan Jepang (2007-2018).
Misinya dalam melestarikan tari Bali klasik karya guru-gurunya pun terus berjalan.
Di sela kesibukannya mengajar, ia meluangkan waktu untuk menulis buku.
Saat ini ia sudah menulis 2 buku, yang pertama berjudul "Teknik Tari Bali" dan yang kedua “Tari Pendet Pujiastuti" tarian karya pamannya.
Tak hanya itu, Arini juga merevitalisasi salah satu Tari Bali Klasik “Baris Kekupu” (ciptaan gurunya I Nyoman Kaler dan I Wayan Rindi sekitar tahun 1930).
Berkat pengabdiannya mengajar tari Bali klasik, Tari Baris Kekupu masih terus dipentaskan hingga saat ini di Pura Balai Banjar Lebah, Denpasar.
Dan tahun 2023, Tari “Baris Kekupu” mendapat penghargaan dari UNESCO sebagai ‘Warisan Budaya Tak Benda’ Milik Kota Denpasar.
Di usianya yang sudah 80 tahun, meskipun tubuhnya menua, semangat pengabdian ibu 4 anak ini terhadap seni tari Bali tak pernah padam.
Tak heran jika ia kemudian menerima penghargaan Adi Sewaka Nugraha (2021) dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Di usia 80 tahun, semangat Arini mengajar tak pernah padam terutama melihat minat anak-anak yang ingin belajar menari di sanggarnya.
Baginya Mengajar adalah amanah Ayahnya dan panggilan hatinya.
Dengan menari dan mengajar, Arini merasa bahagia karena bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain.
KOMENTAR