Sunan juga melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Jawa demi mendukung dan membangkitkan semangat nasionalisme rakyat.
Di sisi lain, Pakubuwono X mampu menjauhkan konflik dengan tampil seolah sebagai sekutu pemerintah Hindia Belanda.
Istri dan keturunan Pakubuwono X
Pakubuwono X memiliki dua permaisuri dan 39 istri selir.
Permaisurinya adalah GKR. Pakubuwono, putri Mangkunagara IV, dan GKR. Hemas, putri Hamengkubuwono VII.
Dari permaisuri dan selir-selirnya, Pakubuwono X dikaruniai 63 putra dan putri.
Namun, kedua permaisurinya tidak memberinya anak laki-laki.
Dari 63 anaknya itu, beberapa di antaranya ikut berperan dalam memerjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Misalnya seperti Jenderal TNI (Purn.) GPH. Djatikoesoemo, Brigjen TNI (Purn.) Prof. GPH. Harya Mataram, GPH. Hangabehi (Pakubuwono XI), dan GPH. Suryo Hamijoyo.
Pakubuwono X wafat pada 1 Februari 1939 setelah berkuasa selama 46 tahun, menjadikannya sebagai sunan yang paling lama memerintah di Kasunanan Surakarta.
Setelah itu, Pakubuwono dimakamkan di Imogiri, Yogyakarta, dan takhta keraton jatuh ke tangan putranya, Raden Ontoseno atau GPH. Hangabehi, yang kemudian bergelar Pakubuwono XI.
Semasa menjadi Sunan Surakarta, Pakubuwono X banyak menerima penghargaan dari sejumlah negara.
Kemudian pada 2011, Pakubuwono X resmi dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR