Ia juga menolak tawaran dari PDIP untuk maju sebagai calon wali kota Solo pada tahun 2015, dengan alasan bahwa ia masih ingin fokus mengurus bisnisnya dan belum siap menjadi pemimpin.
Namun, sikap Gibran mulai berubah seiring dengan perkembangan situasi politik di Indonesia.
Ia mulai terlibat dalam beberapa kegiatan sosial dan politik, seperti menjadi relawan bencana alam, menghadiri acara partai, dan bertemu dengan tokoh-tokoh politik.
Ia juga mulai belajar banyak hal tentang politik dari ayahnya dan orang-orang di sekitarnya.
Pada tahun 2020, Gibran akhirnya memutuskan untuk maju sebagai calon wali kota Solo menggantikan FX Hadi Rudyatmo yang habis masa jabatannya.
Ia mendapat dukungan dari PDIP dan beberapa partai lain, serta didampingi oleh Teguh Prakosa sebagai calon wakil wali kota.
Gibran berhasil memenangkan Pilkada Solo dengan perolehan suara sebesar 86,57 persen.
Sebagai wali kota Solo, Gibran menerapkan berbagai program dan inovasi untuk memajukan kota tersebut.
Beberapa program yang ia lakukan antara lain adalah memperbaiki infrastruktur, meningkatkan pelayanan publik, mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif, memberdayakan UMKM, serta menangani pandemi Covid-19.
Kinerja Gibran sebagai wali kota Solo mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Ia juga mendapat perhatian dari media nasional maupun internasional.
Beberapa penghargaan yang ia raih antara lain adalah Tokoh Muda Inspiratif 2021 dari Majalah Tempo, Wali Kota Terbaik Asia Tenggara 2022 dari ASEAN Mayors Forum, dan Wali Kota Termuda di Dunia 2023 dari World Economic Forum.
Baca Juga: Sosok Mohammad Hatta, Wakil Presiden Pertama yang Berusia 43 Tahun dan Menjabat Selama 11 Tahun
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR