Intisari-online.com - Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur, adalah salah satu tokoh Indonesia yang berperan aktif dalam upaya perdamaian di Timur Tengah.
Sebagai seorang ulama, aktivis, dan mantan presiden, Gus Dur memiliki visi dan misi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang berkontribusi positif dalam menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.
Gus Dur sudah melakukan diplomasi dengan Israel sejak lama, bahkan sebelum ia menjadi presiden.
Pada tahun 1994, ia diundang secara langsung oleh Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Israel dan Yordania.
Saat itu, Gus Dur bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan agama di Israel, dan ia merasakan hasrat damai yang sama dari mereka.
Gus Dur bukan tidak tahu bagaimana penderitaan rakyat Palestina.
Ia paham benar konflik yang terjadi di sana.
Justru karena itu, ketika ia menjadi presiden pada tahun 1999, Gus Dur mewacanakan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Gagasan Gus Dur sederhana, Indonesia tidak mungkin bisa berperan dalam perdamaian Palestina dan Israel jika tidak menjalin hubungan diplomatik dengan keduanya.
Selain itu, Gus Dur juga memiliki alasan taktis untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Menurut Budiarto Shambazy dalam buku Damai Bersama Gus Dur (2010: 88), ada dua alasan yang diutarakan Gus Dur.
SosokBaca Juga: Sosok Edi Darmawan Salihin, Ayah Wayan Mirna, Sekuat Tenaga Memenjarakan Jessica Wongso Dalam Kasus Kopi Sianida
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR