Natuna, Pulau Kaya Raya yang Jadi Sengketa Indonesia dan China, Bagaimana Sejarahnya?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi. KRI Usman Harun melintasi Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (15/1/2020).
Ilustrasi. KRI Usman Harun melintasi Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (15/1/2020).

Intisari-online.com - Natuna adalah salah satu kabupaten di provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 272 pulau, termasuk Pulau Natuna Besar dan Pulau Natuna Kecil.

Natuna memiliki luas wilayah sekitar 2.000 km2 dan jumlah penduduk sekitar 80.000 jiwa.

Natuna juga memiliki perairan seluas 110.000 km2 yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak dan gas bumi.

Namun, kekayaan alam Natuna tidak hanya menarik perhatian Indonesia, tetapi juga China.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, termasuk perairan Natuna, berdasarkan peta sembilan garis putus-putus yang dibuat pada tahun 1947.

Peta ini bertentangan dengan hukum internasional UNCLOS 1982 yang mengatur batas-batas wilayah laut berdasarkan garis pangkal pantai.

Konflik antara Indonesia dan China di perairan Natuna sudah berlangsung sejak lama.

Salah satu insiden yang memicu ketegangan adalah penangkapan kapal-kapal nelayan China oleh TNI AL karena melakukan pencurian ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia pada tahun 2016.

China menolak tindakan Indonesia dan menganggap perairan Natuna sebagai bagian dari "traditional fishing grounds" mereka.

Indonesia tidak tinggal diam menghadapi klaim China.

Indonesia terus memperkuat kedaulatan dan keamanan di perairan Natuna dengan mengirimkan pasukan militer, kapal perang, pesawat tempur, serta drone.

Baca Juga: Di Balik Peristiwa Sengketa Natuna, Dulunya Kerajaan Maritim Hingga Jadi Rebutan China

Indonesia juga membangun infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, jalan tol, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan di pulau-pulau Natuna.

Selain itu, Indonesia juga menjalin kerjasama dengan negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, India, dan Singapura untuk meningkatkan kapasitas pertahanan dan keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.

Kekayaan alam Natuna tidak hanya berupa minyak dan gas bumi, tetapi juga keanekaragaman hayati.

Perairan Natuna merupakan salah satu kawasan terumbu karang terbaik di dunia dengan lebih dari 300 spesies karang dan 600 spesies ikan.

Perairan Natuna juga menjadi habitat bagi fauna langka seperti penyu sisik, penyu hijau, lumba-lumba irrawaddy, paus bungkuk, serta hiu paus.

Perairan Natuna juga menawarkan keindahan alam yang mempesona bagi para pencinta snorkeling dan diving.

Natuna adalah pulau kaya raya yang menjadi incaran China.

Namun, Indonesia tidak akan menyerah begitu saja untuk mempertahankan hak dan kedaulatannya atas pulau ini.

Indonesia akan terus berjuang untuk menjaga kekayaan alam Natuna agar tetap menjadi milik bangsa Indonesia.

Artikel Terkait