Sesar Sorong merupakan penyebab utama terjadinya gempa dangkal di wilayah timur Indonesia.
Sesar Sorong terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu sesar Sorong Utara dan sesar Sorong Selatan.
Sesar Sorong Utara berada di sebelah utara Pulau Papua dan melintasi wilayah Raja Ampat, Sorong, Manokwari, Nabire, hingga Jayapura.
Sesar Sorong Selatan berada di sebelah selatan Pulau Papua dan melintasi wilayah Fakfak, Kaimana, Mimika, hingga Merauke.
Gempa Tambrauw merupakan salah satu contoh gempa yang terjadi akibat aktivitas sesar Sorong Utara.
Gempa lain yang terkait dengan sesar ini antara lain adalah gempa Manokwari pada tahun 2009 (M 7,6), gempa Raja Ampat pada tahun 2010 (M 7,2), dan gempa Biak pada tahun 1996 (M 8,2).
Tidak Berpotensi Tsunami
Meskipun gempa Tambrauw terjadi di dekat pantai, namun BMKG menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hal ini karena magnitudo gempa tidak cukup besar untuk mengangkat dasar laut secara signifikan dan memicu gelombang besar.
Selain itu, kedalaman gempa juga relatif dangkal, sehingga tidak mempengaruhi lapisan air di atasnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi gempa susulan yang bisa terjadi kapan saja.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR