Intisari-online.com -Kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada abad ke-15.
Kerajaan ini memiliki kekuatan maritim yang sangat besar dan berpengaruh dalam perdagangan rempah-rempah di Nusantara.
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah maritim Kerajaan Demak adalah perang laut melawan Portugis di Malaka pada tahun 1511.
Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang berhasil menaklukkan Malaka, sebuah kota pelabuhan yang sangat strategis dan kaya di Selat Malaka.
Malaka merupakan pusat perdagangan rempah-rempah antara Nusantara, India, Cina, dan Timur Tengah.
Dengan menguasai Malaka, Portugis berusaha mengendalikan perdagangan rempah-rempah di Nusantara dan menghalangi akses kerajaan-kerajaan Islam lainnya.
Kerajaan Demak, yang merupakan sekutu Malaka sebelumnya, tidak tinggal diam melihat kejadian ini.
Kerajaan Demak mengirimkan armada lautnya yang terdiri dari kapal-kapal besar dan kecil untuk menyerang Portugis di Malaka.
Armada laut Kerajaan Demak dipimpin oleh dua tokoh utama, yaitu Raden Patah dan Pati Unus.
Raden Patah adalah raja pertama Kerajaan Demak yang merupakan putra dari Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.
Raden Patah memiliki visi untuk menyebarkan agama Islam di Jawa dan Nusantara dengan cara damai maupun perang.
Baca Juga: Pendirinya Ternyata Putra Prabu Siliwangi, Inilah Sejarah Kerajaan Cirebon
Raden Patah juga memiliki hubungan baik dengan para ulama dan pedagang Islam dari Timur Tengah dan India.
Pati Unus adalah adik ipar Raden Patah yang memiliki julukan Fatahillah atau Falatehan.
Pati Unus adalah seorang pahlawan perang yang sangat berani dan gagah berani.
Pati Unus memiliki ambisi untuk mengalahkan Portugis dan merebut kembali Malaka sebagai pusat perdagangan Islam.
Strategi dan taktik perang laut Kerajaan Demak dalam menghadapi Portugis di Malaka adalah sebagai berikut:
- Pertama, Kerajaan Demak melakukan blokade laut terhadap Portugis dengan mengerahkan kapal-kapal besar yang dilengkapi dengan meriam dan senjata api.
Tujuannya adalah untuk memutus jalur pasokan dan komunikasi Portugis dengan wilayah lainnya.
- Kedua, Kerajaan Demak melakukan serangan mendadak terhadap benteng Portugis di Malaka dengan menggunakan kapal-kapal kecil yang cepat dan lincah.
Tujuannya adalah untuk mengacaukan pertahanan Portugis dan menimbulkan kepanikan di kalangan musuh.
- Ketiga, Kerajaan Demak melakukan kerjasama dengan pasukan darat dari Kesultanan Aceh, Kesultanan Johor, Kesultanan Pahang, dan Kesultanan Perak yang juga merupakan musuh Portugis.
Tujuannya adalah untuk mengepung Portugis dari segala arah dan memaksa mereka untuk menyerah atau mundur.
Baca Juga: Punya Mimpi Satukan Nusantara, Kerajaan Majapahit Terletak Di Mana?
Perang laut antara Kerajaan Demak dan Portugis di Malaka berlangsung selama beberapa tahun dengan hasil yang bervariasi.
Pada tahun 1513, Pati Unus berhasil menembus benteng Portugis dan membakar beberapa kapal musuh, tetapi ia gugur dalam pertempuran tersebut.
Pada tahun 1521, Raden Patah mengirimkan armada laut yang lebih besar lagi untuk membalas dendam atas kematian Pati Unus, tetapi ia juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka.
Meskipun tidak berhasil merebut kembali Malaka, perang laut antara Kerajaan Demak dan Portugis di Malaka memiliki dampak yang signifikan bagi sejarah maritim Nusantara.
Perang laut ini menunjukkan kehebatan dan keberanian armada laut Kerajaan Demak dalam menghadapi musuh yang lebih kuat dan lebih modern.
Perang laut ini juga mendorong kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara untuk bersatu dan berjuang melawan penjajahan Portugis.
Perang laut ini juga memicu perkembangan teknologi dan seni perang laut di Nusantara, seperti pembuatan kapal, meriam, dan senjata api.
Perang laut antara Kerajaan Demak dan Portugis di Malaka adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah maritim Nusantara yang patut untuk diketahui dan dihormati.
Perang laut ini merupakan bukti dari semangat dan kegigihan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negaranya.
Perang laut ini juga merupakan sumber inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk terus berjuang dan berkarya bagi kemajuan bangsa Indonesia.