Ciri-ciri sejarah sebagai seni adalah membutuhkan intuisi, membutuhkan imajinasi, membutuhkan emosi, dan membutuhkan gaya bahasa.
* Membutuhkan intuisi: sejarawan atau penulis sejarah perlu intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan memaknai insting tersebut selama proses penelitian.
* Membutuhkan imajinasi: sejarah memiliki gambaran yang terkait pada terjadinya sebuah peristiwa di masa lampau.
* Membutuhkan emosi: emosi dibutuhkan untuk mendekatkan perasaan sang peneliti dengan obyek penelitiannya.
* Membutuhkan gaya bahasa: penulisan sejarah lebih baik ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan detail sehingga dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi.
Sejarah sebagai Kisah
Ruang lingkup sejarah yang kedua adalah sejarah sebagai kisah yang berarti sejarah memuat narasi yang tersusun berdasarkan ingatan manusia, berdasarkan kesan atau interpretasi terhadap peristiwa di masa lalu.
Sejarah sebagai kisah dapat disusun dalam dua cara, yaitu lisan dan tertulis.
Contoh secara lisan adalah melalui penuturan saksi mata, sedangkan secara tertulis dapat dilihat dari buku atau catatan sejarah.
Karena sejarah sebagai kisah dapat berdasarkan kesan atau interpretasi seseorang, maka besar kemungkinan sifatnya adalah subyektif.
Ciri-ciri sejarah sebagai kisah didasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maksudnya, kisah sejarah harus sesuai dengan nilai faktual yang ada sesuai kenyataannya, meskipun dalam penyusunannya diberikan penafsiran atau interpretasi dari sang penutur.
Demikianlah penjelasan tentang ciri-ciri sejarah sebagai kisah. Semoga artikel ini bermanfaat dan meningkatkan pemahaman Anda tentang ciri-ciri sejarah sebagai kisah.
Baca Juga: Inilah Beberapa Kerajaan Melayu yang Pernah Berdiri di Riau, Ada Siak
KOMENTAR