Intisari-online.com - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Menurut Booklet Nikel 2020, cadangan nikel Indonesia mencapai 4,5 miliar ton.
Namun, belakangan ini muncul kabar yang mengejutkan bahwa Indonesia mengimpor bijih nikel dari Filipina.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, impor bijih nikel itu dilakukan oleh perusahaan yang tadinya memasok dari Blok Mandiodo.
Namun, blok tersebut sedang bermasalah.
"Jadi memang, yang mengimpor itu adalah perusahaan yang tadinya mendapatkan supply dari tambang Mandiodo itu. Sekarang kan ditutup," katanya di Kompleks DPR/MPR Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Arifin mengatakan, tambang lain tidak mau melakukan produksi tambahan. Alhasil, perusahaan itu melakukan impor.
"Tambang lain kan semuanya sudah terikat, mereka kan nggak mau ekstra produksi jadi memang untuk menutup gap yang sementara ini mereka impor. Ya silahkan. Tapi ke depannya ya kita akan cariin supaya bisa," ujarnya.
Impor nikel ini juga dibahas saat Arifin rapat kerja dengan Komisi VII.
Rapat ini memanas karena dipicu persoalan impor nikel dan masalah birokrasi.
Anggota Komisi VII Fraksi Demokrat Muhammad Nasir mengatakan, jika dirinya mendapat informasi terkait impor nikel.
Baca Juga: Nikel Indonesia Terancam Diboyong Eropa, Bagaimana Nasib Industri Baterai?
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR