Ini Dia Rahasia BMKG Membuat Hujan Buatan di Jakarta dengan Teknologi Modifikasi Cuaca

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Hujan buatan dilakukan untuk mengguyur Jakarta.
Ilustrasi - Hujan buatan dilakukan untuk mengguyur Jakarta.

Intisari-online.com -Hujan buatan adalah salah satu cara untuk mengatasi kekeringan atau polusi udara dengan cara menurunkan hujan secara buatan di suatu wilayah.

Hujan buatan dapat dibuat dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca.

Yaitu teknik yang memanipulasi kondisi atmosfer untuk mengubah atau mempercepat proses pembentukan hujan.

Salah satu lembaga yang menerapkan teknologi modifikasi cuaca di Indonesia adalah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG telah melakukan operasi hujan buatan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, untuk mengatasi masalah kekeringan dan polusi udara.

Lalu, bagaimana cara BMKG membuat hujan buatan di Jakarta? Berikut adalah rahasianya:

Pertama, BMKG melakukan pemantauan awan yang berpotensi menjadi sumber hujan dengan menggunakan radar cuaca dan satelit.

Awan yang cocok untuk dijadikan hujan buatan adalah awan konvektif, yaitu awan yang memiliki ketinggian dan volume besar, serta mengandung banyak uap air.

Kedua, BMKG melakukan penyemaian garam ke dalam awan yang dipilih dengan menggunakan pesawat terbang.

Garam yang digunakan adalah garam dapur (natrium klorida) yang dicampur dengan urea dan asam sitrat.

Garam berfungsi sebagai inti kondensasi, yaitu partikel yang menarik uap air untuk membentuk tetesan air.

Baca Juga: Astaga, Gempa M 5,1 Terjadi di Minahasa Akibat Subduksi Lempeng Sangihe, BMKG, Tidak Berpotensi Tsunami

Ketiga, BMKG melakukan evaluasi hasil operasi hujan buatan dengan menggunakan data curah hujan dari stasiun hujan otomatis (AWS) dan stasiun pengamatan cuaca (SPC).

BMKG juga melakukan analisis dampak hujan buatan terhadap kualitas udara.

Dengan menggunakan data indeks standar pencemar udara (ISPU) dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD).

Demikianlah rahasia BMKG membuat hujan buatan di Jakarta dengan teknologi modifikasi cuaca.

Hujan buatan diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kekeringan dan polusi udara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, hujan buatan juga memiliki beberapa keterbatasan dan risiko, seperti tidak dapat dilakukan pada kondisi awan yang tidak mendukung.

Karena dapat mempengaruhi pola curah hujan di wilayah lain, atau dapat menimbulkan efek samping seperti banjir atau petir.

Oleh karena itu, hujan buatan harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan pertimbangan ilmiah.

Artikel Terkait