Dalam rilisnya, Badan Geologi menyebutkan water-hammer adalah proses yang terjadi ketika aliran air tiba-tiba mengalami peningkatan tekanan secara mendadak di saluran, dan menekan udara yang terjebak.
Akibatnya gelombang tekanan tinggi bergerak mundur melalui saluran.
"Kondisi tersebut menyebabkan suara ketukan atau getaran. Akibat proses penambahan tekanan air yang kemungkinan berasal dari gempa bumi swarm yang relatif kecil kekuatannya," kata Hermansyah.
"Mekanisme proses berawal dari adanya pemicu yang menyebabkan kenaikan tekanan air. Pemicu ini diperkirakan karena terjadi gempa swarm. Swarm adalah serangkaian gempa kecil yang terjadi dalam waktu relatif singkat di area geografis tertentu," tambahnya.
Kemudian, apa itu gempa swarm?
Lebih lanjut, Hermansyah menerangkan, gempa swarm adalah gempa yang biasanya memiliki magnitudo yang rendah, dan tidak memiliki gempa utama yang jelas sebagai pemicu.
Gempa swarm sering terjadi dalam periode singkat. Umumnya, gempa swarm tidak terlalu merusak.
"Gempa swarm sering terjadi dalam periode yang singkat dan bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Meskipun gempa-gempa dalam swarm umumnya tidak terlalu merusak, mereka dapat memicu kekhawatiran karena walaupun intensitas relatif rendah dan frekuensinya yang tinggi atau sering," katanya.
Badan Geologi merekomendasikan agar kajian kegempaan terhadap potensi sesar aktif segera dilakukan.
Hal ini untuk mengantisipasi potensi sifat merusaknya pada masa mendatang.
Selain itu, masyarakat dapat beraktivitas normal dan tetap tenang.
Sementara mengutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengertian gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama di suatu kawasan, dan tanpa ada gempa utama (mainshock).
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR