Dentuman Misterius Di Madura Akhirny Terjawab, Ternyata Karena Peristiwa Fenomenal Ini

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Dentuman misterius yang terjadi Madura disebut disebabkan oleh peristiwa water-hammer.
Dentuman misterius yang terjadi Madura disebut disebabkan oleh peristiwa water-hammer.

Dentuman misterius yang terjadi Madura disebut disebabkan oleh peristiwa water-hammer.

Intisari-Online.com -Beberapa hari yang lalu, beberapa warga Madura dihebohkan dengan suara dentuman misterius di Desa Moncek Tengak, Lenteng, Sumenep.

Penyebab dentuman misterius tersebut ternyata peristiwa alam fenomenal bernama water-hammer.

Menurut hasilpenyelidikan Badan Geologi, suara dentuman misterius yang menggemparkan warga itu berasal dari proses water-hammer.

Dan itu bersumber darigempa swarm.

"Suara misterius diperkirakan berasal dari proses water-hammer, dari sumber getaran gempa swarm," kata Plh Kepala Badan Geologi Hermansyah, Selasa (22/8).

"Dan, proses water-hammer tidak membahayakan di permukaan tanah."

Hermansyah juga bilang, suara misterius tersebut mengindikasikan adanya potensi sesar aktif.

Posisi sesar aktif itu kemungkinan bukan di wilayah Moncek Tengah, tempat di mana suara misterius itu terdengar jelas.

Hermansyah mengaku menerima laporan mengenai suara misterius di Moncek Tengah, Sumenep itu pada Sabtu (12/8).

Suara misterius yang diperkirakan berasal dari water-hammer itu terdengar dari pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Lantas, apa itu water hammer?

Dalam rilisnya, Badan Geologi menyebutkan water-hammer adalah proses yang terjadi ketika aliran air tiba-tiba mengalami peningkatan tekanan secara mendadak di saluran, dan menekan udara yang terjebak.

Akibatnya gelombang tekanan tinggi bergerak mundur melalui saluran.

"Kondisi tersebut menyebabkan suara ketukan atau getaran. Akibat proses penambahan tekanan air yang kemungkinan berasal dari gempa bumi swarm yang relatif kecil kekuatannya," kata Hermansyah.

"Mekanisme proses berawal dari adanya pemicu yang menyebabkan kenaikan tekanan air. Pemicu ini diperkirakan karena terjadi gempa swarm. Swarm adalah serangkaian gempa kecil yang terjadi dalam waktu relatif singkat di area geografis tertentu," tambahnya.

Kemudian, apa itu gempa swarm?

Lebih lanjut, Hermansyah menerangkan, gempa swarm adalah gempa yang biasanya memiliki magnitudo yang rendah, dan tidak memiliki gempa utama yang jelas sebagai pemicu.

Gempa swarm sering terjadi dalam periode singkat. Umumnya, gempa swarm tidak terlalu merusak.

"Gempa swarm sering terjadi dalam periode yang singkat dan bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Meskipun gempa-gempa dalam swarm umumnya tidak terlalu merusak, mereka dapat memicu kekhawatiran karena walaupun intensitas relatif rendah dan frekuensinya yang tinggi atau sering," katanya.

Badan Geologi merekomendasikan agar kajian kegempaan terhadap potensi sesar aktif segera dilakukan.

Hal ini untuk mengantisipasi potensi sifat merusaknya pada masa mendatang.

Selain itu, masyarakat dapat beraktivitas normal dan tetap tenang.

Sementara mengutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengertian gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama di suatu kawasan, dan tanpa ada gempa utama (mainshock).

Karena aktivitasnya yang terus menerus, aktivitas gempa swarm hanya meresahkan dan jarang yang menimbulkan kerusakan, jika kejadiannya di pesisir pantai gempa swarm tidak akan memicu tsunami.

Sebelumnya, mengutip Tribunnews.com, BMKG Pasuruan memberikan analisisnya terkait fenomena suara dentuman kecil yang berulang di Sumenep, Jawa Timur disebut kecil.

Berdasarkan Analisis Seismograf BMKG Pasuruan, suara dentuman disertai getaran di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur itu diketahui berada di struktur tanah batu kapur tanah tidak lembek.

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan Suwarto mengatakan, dari analisis video dan suara dentuman kecil yang beredar dampaknya terbilang kecil.

Bahkan, hingga kini tidak ada tanda-tanda kerusakan yang terjadi akibat fenomena tersebut.

"Kalau melihat observasi kami, kemudian melihat struktur yang ada, melihat video yang kemarin dengan intensitas getaran, intensitas bunyi yang kecil kalau menurut saya ya, artinya, dampaknya lokal sekali, kalau dari analisis kami dampaknya kecil," ungkap Suwarto, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (15/8/2023).

"Dari observasi kami, saya kira masih cukup aman lah untuk masyarakat kembali beraktivitas," sambungnya.

Artikel Terkait