Kemudian pembuatan pondok-pondok upacara, menyediakan peralatan upacara, dan persediaan kurban dala upacara.
Setelah itu, akan dilakukan pemotongan kerbau atau babi.
Jumlah kerbau atau babi yang akan dipotong disesuaikan dengan strata masyarakat suku Toraja.
Bila golongan bangsawan (Rapasan) yang meninggal dunia, maka jumlah kerbau atau babi yang akan dipotong untuk keperluan acara akan jauh lebih banyak, sekitar 24–100 ekor.
Sedangkan untuk masyarakat menengah (Tana’bassi) biasanya akan menyembelih sekitar 8-50 ekor babi dan kerbau.
Upacara Rambu Solo diadakan selama tiga sampai tujuh hari.
Sebelum upacara Rambo Solo dilakukan, jenazah masih belum boleh dikubur di tebing atau di tempat tinggi.
Oleh sebab itu, tidak jarang jenazah akan disimpan selama bertahun-tahun di atas tumah sampai keluarga almarhum mampu menyiapkan hewan kurban.
Namun, setelah upacara Rambu Solo selesai, mayat akan dimasukkan dalam peti dan diarak ke tempat peristirahatan terakhirnya, dikuburkan ke tebing.
Jenis Upacara
Jenis upacara yang dilakukan suku Toraja ditentukan oleh status orang yang meninggal tersebut.
Ada empat macam tingkatan dalam upacara Rambu Solo, yaitu:
- Upacara Dasili, untuk strata sosial paling rendah
- Upacara Dipasangbogi, untuk rakyat biasa, hanya dilakukan satu malam
- Upacara Dibatang atau Digoya Tedong, upacara untuk bangsawan menengah dan bangsawan tinggi yang tidak mampu
- Upacara Rampasan, untuk bangsawan tinggi.
Itulah salah satu tradisi pemakaman yang sudah ada sebelum masuknya Islam dan Krister di Indonesia.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR