"Saya tidak akan berhenti untuk menuntut pertanggungjawaban negara dan Prabowo atas kasus penculikan aktivis 1998. Ini adalah utang generasi kami untuk masa depan. Jika kasus ini tidak diselesaikan, maka kejadian serupa akan terulang kembali pada masa yang akan datang," tutur Budiman.
Sementara itu, Prabowo belum memberikan tanggapan resmi terkait pertanyaan Budiman tentang kasus penculikan aktivis 1998.
Namun, sebelumnya ia pernah mengakui keterlibatannya dalam operasi rahasia tersebut dan mengklaim sudah melepaskan semua korban.
Ia juga membantah adanya unsur politik dalam operasi tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari tugas profesional sebagai prajurit.
"Operasi itu bukan operasi politik tapi operasi profesional sebagai prajurit untuk menjaga keamanan negara dari ancaman separatis dan komunis," kata Prabowo dalam sebuah wawancara dengan Tempo pada tahun 2014.
Kasus penculikan aktivis 1998 adalah salah satu kasus pelanggaran HAM berat yang belum terselesaikan hingga kini.
Menurut Komnas HAM, ada 23 orang aktivis yang diculik oleh Tim Mawar Kopassus antara Februari hingga Mei 1998.
Dari jumlah tersebut, hanya sembilan orang yang berhasil dibebaskan setelah reformasi, sementara 13 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan satu orang ditemukan meninggal.
Sebelumnya, kasus ini sempat menjadi isu hangat dalam Pilpres 2014 dan 2019 yang melibatkan Prabowo sebagai salah satu calon presiden.
Baca Juga: Kejanggalan di Balik Peristiwa Megakorupsi BTS Rp10 Triliun, Saksi Ungkap Hal Ini
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR