Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan bagaimana Nyi Roro Kidul kagum dengan kehebatan Panembahan Senopati pendiri Mataram Islam. Dia bersedia membantu pemuda tesebut.
Intisari-Online.com -Tentu banyak dari kita yang bertanya-tanya, seperti apa wujud dan sosok Nyi Roro Kidul penguasa Laut Selatan?
Benarkah dia punya hubungan "istimewa" dengan Panembahan Senopati pendiri Mataram Islam?
Terkait sosoknya, sejatinya Babad Tanah Jawi sudah menggambarkannya dengan lumayan terperinci.
Begini kisah Nyi Roro Kidul dalam Babad Tanah Jawi, seperti dirangkum dalam buku H.J De Graaf berjudul Awal Kebangkita Mataram:
Suatu ketika Laut Selatan Pulau Jawa oleng, menggelegak macam air panas di kuali.
Kemilau air laut yang biru, mendadak keruh berbuih mendidih, terguncang gempa.
Ikan-ikan berlompatan mati kepanasan.
Para jin, setan periperayangan, risau menyaksikan perubahan gejala aneh di segoro kidul (laut selatan), karena gemuruh taufan itu terasa panas-dingin tak menentu sampai menembus dasar laut diantar angin tujuh keliling.
Nyai Roro Kidul, ratu dedemit di dasar samudera, itu pun tersentak kaget. Selama ribuan tahun hidup, baru kali ini melihat perubahan alam yang aneh di istananya.
Apa gerangan yang terjadi?
Segera Nyai Roro Kidul melesat ke luar dan berdiri di atas air laut memandang bumi.
Dunia terang benderang, tak ada apa-apanya.
Cuma di tepi laut itu memang ada seorang lelaki berdiri bersedekap mengheningkan cipta.
Diakah penyebabnya?
Nyai Roro Kidul terdiam sejenak.
Diamat-amatinya lelaki yang berdiri semadi itu; dan betapa kaget setelah tahu dia adalah Panembahan Senopati.
Tak salah, tak silap, dialah penyebab prahara laut selatan.
Gemuruh ombak laut panas semakin tak tertahankan, sampai menciptakan bergunung-gunung gelombang.
Menyadari kesaktian Panembahan Senopati, Nyai Roro Kidul diiringi sekalian makhluk halus mendekat dan menyembah seraya memohon belas kasihan, agar sang panembahan menghentikan tapa brata-nya.
Sebagai balasannya, Roro Kidul bersedia memenuhi permintaan Senopati yang ingin menjadi raja sampai ke anak cucunya.
Bahkan penguasa samudera selatan itu pun berjanji akan membantu apa saja demi kejayaan pemerintahan Senopati.
Termasuk kelak kalau bumi Mataram kedatangan musuh, makhluk-makhluk halus laskar Ratu Kidul siap membereskannya.
"Saya akan segera mengirimkan setansetan berikut genderang perang," kata Nyai Roro Kidul berjanji.
Seketika gemuruh air laut hilang. Tak ada badai tak ada gelombang, bahkan ikan-ikan dan semua makhluk laut yang mati hidup kembali.
Singkatnya, Panembahan Senopati terpikat, lalu jatuh cinta.
Mereka berdua berjalan di atas laut menuju istana.
Konon, keindahan istana itu tak ada tandingannya di dunia.
Pagar kelilingnya saja terbuat dari bata emas, penuh dengan tanaman serta bunga dan buah dari berbagai jenis ratna mutu manikam.
Dihadap oleh sekalian jin, setan, Senopati dan Nyai Roro Kidul duduk di balai-balai tempat bersantai.
Di sinilah setiap hari Panembahan Senopati menerima berbagai pelajaran: ketatanegaraan, ilmu menjadi raja, memerintah manusia serta jin dan peri, berikut taktik berperang sampai ke percintaan.
Selama tiga hari tiga malam, mereka berkasih-kasihan layaknya suami-istri.
Semua ilmu pemberian Nyai Roro Kidul, menjadi bekal bagi Senopati untuk hadir sebagai raja sakti, bijaksana, penguasa tanah Jawa yang tiada duanya.
Setelah dirasa cukup, Senopati mohon diri kembali ke bumi.
Namun sebelumnya ia sempat bertanya, bagaimana caranya memanggil sang ratu jika suatu saat Mataram kedatangan musuh?
Ratu penguasa laut selatan itu tersenyum, menjawab, "Bersedekaplah dengan berdiri suku tunggal memandang langit, aku dan sekalian tentaraku akan segera membawa kemenangan."
Lalu bagaimana sosok Nyai Roro Kidul mampu memiliki kemasyuran yang menembus waktu bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa?