Intisari-online.com - Mataram Islam adalah kerajaan yang pernah memerintah Jawa dari abad ke-16 sampai abad ke-18 Masehi.
Kerajaan ini mencapai masa keemasannya di bawah Sultan Agung Hanyokrokusumo, yang berhasil menundukkan sebagian besar wilayah Jawa dan Madura, serta menyerang VOC di Batavia.
Namun, setelah Sultan Agung wafat, Mataram mengalami kemerosotan dan perpecahan karena persaingan internal dan campur tangan VOC.
Salah satu peristiwa penting yang menyebabkan perpecahan Mataram adalah penyerahan sebagian wilayahnya kepada VOC sebagai ganti atas bantuan VOC dalam mengalahkan pemberontakan Trunojoyo pada tahun 1677.
Penyerahan wilayah ini dilakukan oleh Amangkurat I, anak dan pengganti Sultan Agung, yang terancam oleh Trunojoyo, seorang adipati Madura yang memberontak terhadap Mataram dan berhasil merebut ibu kota kerajaan di Plered.
Wilayah yang diserahkan kepada VOC meliputi daerah pesisir utara Jawa, seperti Jepara, Pati, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan Madura.
Wilayah-wilayah ini merupakan daerah yang penting dan kaya akan sumber daya alam, terutama rempah-rempah.
Dengan demikian, penyerahan wilayah ini sangat menguntungkan VOC, yang dapat memperbesar dan memperkokoh monopoli perdagangannya di Nusantara.
Penyerahan wilayah ini juga berpengaruh besar bagi Mataram, yang kehilangan sebagian besar pendapatannya dari perdagangan dan pajak.
Selain itu, penyerahan wilayah ini juga melemahkan wibawa dan legitimasi Mataram di mata rakyatnya, yang merasa dikhianati oleh raja mereka.
Akibatnya, Mataram semakin rentan terhadap pemberontakan dan intervensi asing.
Penyerahan wilayah ini juga menimbulkan konflik antara Mataram dan VOC dengan kerajaan-kerajaan lain di Jawa, seperti Banten, Cirebon, Demak, dan Madura.
Kerajaan-kerajaan ini merasa terancam oleh ekspansi VOC dan berusaha mempertahankan kedaulatan mereka.
Beberapa perang pecah antara Mataram dan VOC dengan kerajaan-kerajaan tersebut, seperti Perang Jawa (1675-1679), Perang Pangeran Puger (1704-1708), Perang Suksesi Jawa (1719-1723), Perang Kartasura (1741-1743), dan Perang Jawa (1746-1755).
Penyerahan wilayah Mataram ke VOC pada abad ke-18 merupakan salah satu titik balik dalam sejarah Indonesia.
Peristiwa ini menandai awal dari dominasi kolonial Belanda di Jawa dan Nusantara.
Peristiwa ini juga menunjukkan betapa kuatnya pengaruh VOC dalam mengubah peta politik dan ekonomi di kawasan ini.
Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi kita untuk menghargai jasa-jasa para pahlawan yang berjuang melawan penjajahan dan menjaga kedaulatan bangsa.
Untuk memahami lebih lanjut akibat dan dampak penyerahan wilayah Mataram ke VOC pada abad ke-18, kita dapat melihat beberapa aspek berikut:
- Aspek politik. Penyerahan wilayah Mataram ke VOC menimbulkan ketidakstabilan politik di Jawa.
Mataram menjadi terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan kecil yang saling bersaing dan berkonflik.
VOC juga semakin berani mengintervensi urusan dalam negeri Mataram dan kerajaan-kerajaan lain di Jawa.
Baca Juga: Pangeran Sambernyawa, Pahlawan atau Pengkhianat Mataram yang Melawan VOC di Jawa Timur
VOC juga memanfaatkan perselisihan antara para penguasa lokal untuk memperkuat pengaruhnya.
VOC juga berusaha menanamkan ideologi kolonialisme dan rasialisme kepada rakyat Jawa, dengan membedakan antara pribumi dan Eropa, serta antara golongan priyayi dan rakyat jelata.
- Aspek ekonomi. Penyerahan wilayah Mataram ke VOC menyebabkan kemunduran ekonomi bagi Mataram dan rakyat Jawa.
VOC dapat menguasai sumber daya alam yang melimpah di wilayah pesisir utara Jawa, seperti rempah-rempah, gula, kopi, tembakau, dan lain-lain.
VOC juga dapat mengendalikan perdagangan di Jawa dengan menetapkan harga, pajak, monopoli, dan larangan ekspor-impor.
VOC juga melakukan eksploitasi terhadap rakyat Jawa dengan memaksa mereka bekerja sebagai buruh tani, kuli bangunan, atau tentara bayaran.
VOC juga melakukan praktik-praktik korupsi, penipuan, dan pemerasan terhadap para penguasa lokal.
- Aspek sosial-budaya. Penyerahan wilayah Mataram ke VOC mempengaruhi kehidupan sosial-budaya rakyat Jawa.
VOC mencoba mengubah nilai-nilai, adat-istiadat, agama, dan bahasa rakyat Jawa sesuai dengan kepentingan kolonialnya.
VOC juga mencoba menghapus jejak-jejak sejarah dan budaya Mataram yang dianggap mengancam eksistensi VOC.
VOC juga menciptakan jurang sosial antara rakyat Jawa dengan Eropa, serta antara golongan priyayi dengan rakyat jelata.
VOC juga menimbulkan perpecahan dan permusuhan antara rakyat Jawa dengan etnis-etnis lain yang dibawa oleh VOC, seperti Cina, Arab, India, dan lain-lain.
Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa penyerahan wilayah Mataram ke VOC pada abad ke-18 merupakan peristiwa yang sangat merugikan bagi Mataram dan rakyat Jawa.
Peristiwa ini menandai awal dari penjajahan Belanda di Jawa dan Nusantara yang berlangsung selama lebih dari dua abad.
Peristiwa ini juga menjadi sumber inspirasi bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia yang berusaha membebaskan diri dari belenggu kolonialisme Belanda.