Pengaruh Islam dalam Bidang Kesenian yang Mempercepat Proses Islamisasi Seperti Terjadi di Kerajaan Mataram

Ade S

Editor

Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya. Pengaruh Islam dalam bidang kesenian yang mempercepat proses Islamisasi dapat dilihat dari sosok Sunan Kalijaga di Kerajaan Mataram.
Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya. Pengaruh Islam dalam bidang kesenian yang mempercepat proses Islamisasi dapat dilihat dari sosok Sunan Kalijaga di Kerajaan Mataram.

Intisari-Online.com -Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur aspek ibadah, tetapi juga aspek sosial, budaya, dan seni.

Islam menghargai dan mengembangkan seni sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan, keindahan, dan kebenaran.

Salah satu contoh nyata dari pengaruh Islam dalam bidang kesenian yang mempercepat proses Islamisasi adalah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga di Kerajaan Mataram.

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa dengan cara yang unik dan kreatif.

Ia memadukan budaya Jawa dengan ajaran Islam sehingga masyarakat dapat menerima Islam dengan mudah dan tanpa paksaan.

Sunan Kalijaga, Salah Satu Wali Songo yang Berdakwah Lewat Seni

Ada beberapa strategi dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga melalui jalur seni, di antaranya adalah:

1. Wayang

Wayang adalah kesenian tradisional Jawa yang sangat populer di kalangan rakyat.

Sunan Kalijaga memanfaatkan wayang sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan Islam.

Baca Juga: Metode Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Proses Islamisasi di Tanah Jawa

Ia menjadi dalang dan mengubah cerita wayang dari Hindu menjadi Islam.

Ia juga mengajarkan tasawuf dan akhlak melalui tokoh-tokoh wayang seperti Yudistira dan Bima.

Sunan Kalijaga tidak memungut biaya apapun untuk pertunjukan wayangnya, hanya meminta penonton untuk mengucapkan syahadat.

2. Grebeg dan Sekaten

Grebeg dan Sekaten adalah perayaan yang digagas oleh Sunan Kalijaga untuk merayakan maulid Nabi Muhammad.

Grebeg adalah upacara adat Jawa yang melibatkan pawai, tarian, dan persembahan sesaji.

Sekaten adalah nama dua buah gamelan besar yang dimainkan di halaman masjid.

Sunan Kalijaga menggabungkan grebeg dan sekaten untuk mengundang masyarakat ke masjid dan mengenalkan mereka dengan Islam.

Dengan cara ini, Sunan Kalijaga berhasil menarik minat banyak orang untuk masuk Islam.

3. Gamelan

Gamelan adalah alat musik tradisional Jawa yang terdiri dari berbagai macam instrumen seperti gong, saron, bonang, kendang, dan lain-lain.

Baca Juga: Sejarah Pesantren Pertama di Indonesia, Pembangunannya Mirip Peristiwa Pendirian Kerajaan Mataram Islam

Sunan Kalijaga menggunakan gamelan sebagai sarana dakwah dalam berbagai kesempatan, seperti pentas seni, acara grebeg dan sekaten, atau sekadar mengiringi doa-doa.

Sunan Kalijaga juga menciptakan gamelan-gamelan khusus yang memiliki makna simbolis, seperti Nagawilaga, Guntur Madu, Nyai Sekati, dan Kyai Sekati.

4. Tembang

Tembang adalah lagu-lagu berbahasa Jawa yang memiliki irama dan aturan tertentu.

Sunan Kalijaga menciptakan banyak tembang yang berisi ajaran-ajaran Islam, seperti doa, petuah, puji-pujian, dan cerita-cerita islami.

Beberapa tembang karya Sunan Kalijaga yang terkenal adalah Dandanggula dan Lir-Ilir.

Peninggalan

Dengan strategi dakwahnya melalui jalur seni, Sunan Kalijaga meninggalkan banyak karya dan peninggalan yang masih bisa kita nikmati sampai sekarang. Di antaranya adalah:

- Sokoguru Masjid Demak yang terbuat dari kayu tatal.

- Wayang Kulit Purwa yang mengisahkan kisah Ramayana dan Mahabarata versi Islam.

- Baju Takwa yang merupakan pakaian adat Jawa dengan unsur Islam.

- Kain Batik Motif Garuda yang melambangkan kekuatan dan kebesaran Allah.

- Syair Puji-Pujian Pesantren yang merupakan kumpulan syair-syair tentang kehidupan santri.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh Islam dalam bidang kesenian yang mempercepat proses Islamisasi adalah salah satu faktor penting yang menjadikan Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia.

Baca Juga: Sampai Berani Lawan VOC, Ini Cita-cita yang Mulia Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam

Artikel Terkait