Pada November 1942, Imamura dipindahkan ke Kepulauan Solomon dan Papua Nugini sebagai panglima Tentara ke-8 IJA.
Ia bertanggung jawab atas pertahanan Jepang di wilayah tersebut hingga akhir perang.
Ia menyerah kepada pasukan Australia pada September 1945 dan ditahan sebagai tawanan perang.
Kemudian diadili oleh Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh karena tuduhan kejahatan perang dan dihukum penjara seumur hidup.
Lalu dia dibebaskan pada 1954 karena alasan kesehatan dan meninggal pada 4 Oktober 1968 di Tokyo.
Hitoshi Imamura adalah salah satu contoh jenderal Jepang yang berbeda dalam penjajahan Indonesia.
Ia tidak hanya memimpin pasukan militernya dengan keberanian dan profesionalisme, tetapi juga memperlihatkan sikap yang bersahabat dan peduli terhadap rakyat Indonesia.
Ia dihormati oleh banyak tokoh nasionalis Indonesia sebagai salah satu pendukung kemerdekaan Indonesia.
Berikut adalah lanjutan artikel yang saya buat:
Meskipun Imamura memiliki sikap yang berbeda dalam penjajahan Indonesia, ia tetap menjalankan misi Jepang untuk menguasai sumber daya alam dan tenaga kerja di wilayah tersebut.
Ia juga terlibat dalam perundingan dengan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda kepada Jepang melalui Perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR