19. 2012
Wabah kembali menyebar di Sulawesi Selatan, tepatnya Kabupaten Takalar.
20. 2013
Sekitar Juni-Juli 2013, Maros dan Takalar masih harus bergulat dengan penyakit antraks.
21. 2014
Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan (Gowa, Maros, Sidrap, dan Bone) kembali mencatatkan temuan bakteri penyakit radang limpa pada ternak. Kemudian wabah diikuti oleh Blitar, Jawa Timur.
22. 2015
Kabupaten Sidrap, Maros, dan Gowa belum bisa pulih dari wabah yang dialami.
23. 2016
Tak hanya Sidrap, Gowa, Maros, ada Pinrang yang disebut kembali harus berkutat dengan permasalahan penyakit antraks pada hewan. Selanjutnya, ada Sulawesi Barat (Polewali Mandar), Gorontalo (Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, dan Bone Bolango), serta Jawa Timur (Pacitan) yang turut terserang.
24. 2017
Terdapat 77 kasus pada manusia yang tersebar di Gorontalo, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
25. 2018
Kasus antraks pada manusia terdeteksi pada 9 orang di wilayah Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
26. 2019
Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kasus antraks dilaporkan di Gunungkidul sejak 21 Mei sampai 27 Juni 2019.
27. 2020
Pada 28 Desember hingga 13 Januari 2020, Kemenkes menerima laporan adanya 21 warga di Gunungkidul yang mengeluhkan gejala antraks.
28. 2021
Ada 21 kasus yang dicatatkan menyerang ternak di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
29. 2022
Sebanyak 23 warga Gunungkidul terjangkit penyakit yang dikenal dengan nama radang limpa setelah sejumlah ternak mati.
30. 2023
Kasus antraks di Indonesia terakhir kali dan terbaru pada 2023 ditemukan di Gunungkidul yang sudah terdeteksi sejak April lalu.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR