Kalender Jawa adalah hasil perpaduan antara penanggalan Saka dari India dengan Hijriah (Islam).
Sebelum masa pemerintahan Sultan Agung, masyarakat Kerajaan Mataram Islam menggunakan kalender Saka.
Kalender Saka didasari pada pergerakan matahari, berbeda dengan kalender Islam yang didasarkan pada pergerakan bulan.
Perbedaan ini kemudian membuat perayaan-perayaan adat yang diadakan oleh keraton menjadi tidak selaras.
Berbekal dari kondisi tersebut, Sultan Agung ingin agar perayaan adat oleh keraton dan hari besar Islam dapat dilangsungkan secara bersamaan.
Oleh karena itu, Sultan Agung membuat kalender Jawa, yang merupakan perpaduan antara kalender Saka dan Hijriah.
Pemimpin yang adil
Sultan Agung juga diidentikkan sebagai pemimpin yang adil.
Bentuk keadilan yang ditunjukkan oleh Sultan Agung adalah dengan menyatukan seluruh wilayah Jawa di bawah kekuasaan Mataram Islam.
Menurut Sultan Agung, sebuah kedaulatan raja itu harus merupakan sebuah kesatuan yang bulat dan utuh tanpa membeda-bedakan.
Oleh sebab itu, Sultan Agung berupaya untuk menyatukan seluruh wilayah Jawa di bawah satu kekuasaan.
Wilayah daerah kekuasaan Mataram Islam kemudian meluas hingga mencakup seluruh Jawa Tengah, Jawa Barat, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
Berkat prestasi yang dihasilkan oleh Sultan Agung selama memimpin Kerajaan Mataram Islam, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR