Intisari-online.com - Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Christophe Galtier berurusan dengan hukum usai ditangkap polisi Nice, Prancis, pada Jumat (30/6/2023).
Pelatih 56 tahunitu diduga melakukan rasisme terhadap pemain Muslim ketika ia masih menukangi klub Ligue 1, OGC Nice.
Kasus ini bermula dari bocornya sebuah email dari mantan Direktur Olahraga Nice Julien Fournier pada April 2023 lalu.
Dalam email itu, Fournier menyebut Galtier tidak suka melatih Nice pada musim 2021-2022 karena banyak pemain kulit hitam dan Muslim di timnya.
Fournier juga mengklaim bahwa Galtier berencana untuk mengubah susunan tim dan membatasi jumlah pemain Muslim di dalamnya.
Galtiermembantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa ia tidak pernah membuat pernyataan rasis atau diskriminatif.
Iaakan diadili di Nice pada 15 Desember 2023 dan terancam hukuman maksimal 3 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Sementara itu, PSG telah menunjuk Luis Enrique untuk menggantikanGaltiersebagai pelatih baru.
Enrique adalah mantan pelatih timnas Spanyol yang baru saja mundur setelah gagal di Piala Dunia 2022.
Berikut adalah beberapa kisah para pemain sepak bola yang menjadi korban rasisme:
1. Vinicius Junior: Pemain Real Madrid ini baru-baru ini menjadi korban rasisme dari seorang penonton Atletico Madrid saat pertandingan derby Madrid pada 12 Desember 2021.
Baca Juga: Sampai Picu Ucapan Rasis, Ini Makna Bisht yang Dikenakan Lionel Messi saat Angkat Trofi Piala Dunia
Penonton tersebut mengeluarkan suara monyet saat Vinicius Junior mengambil tendangan sudut.
Insiden ini terekam oleh kamera dan menimbulkan kemarahan dari berbagai pihak.
La Liga, federasi sepak bola Spanyol, mengutuk tindakan rasisme tersebut dan berjanji akan mengusutnya hingga tuntas.
2. Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka: Tiga pemain timnas Inggris ini menjadi sasaran pelecehan rasial setelah gagal mencetak gol dalam adu penalti melawan Italia di final Euro 2020 pada 11 Juli 2021.
Mereka mendapatkan berbagai komentar rasis di media sosial, seperti emoji monyet, kata-kata kasar, dan ancaman kekerasan.
Pelecehan rasial ini menimbulkan kecaman dari pemerintah, federasi sepak bola Inggris, klub-klub, rekan-rekan setim, dan masyarakat luas.
3. Mouctar Diakhaby: Pemain Valencia ini mengaku mendapatkan hinaan rasis dari pemain Cadiz, Juan Cala, saat pertandingan La Liga pada 4 April 2021.
Diakhaby mengatakan bahwa Cala memanggilnya “jelek hitam” dalam bahasa Spanyol.
Insiden ini membuat Diakhaby marah dan berkonfrontasi dengan Cala.
Seluruh pemain Valencia kemudian meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes. Meskipun Cala membantah tuduhan tersebut, Valencia tetap mendukung Diakhaby dan menuntut sanksi bagi Cala.
4. Mario Balotelli: Pemain asal Italia ini sering menjadi korban rasisme sepanjang kariernya. Salah satu insiden yang paling terkenal adalah ketika ia dilempari pisang oleh seorang penonton saat pertandingan antara Barcelona dan Villarreal pada 27 April 2014.
Baca Juga: Sepupu Ratu Elizabeth II Ini Minta Maaf pada Meghan Markle Gegara Bros ‘Rasis’
Balotelli kemudian mengambil pisang tersebut dan memakannya sebagai bentuk balasan.
Penonton yang melempar pisang tersebut kemudian diidentifikasi dan dilarang masuk stadion seumur hidup.
5. Kevin Prince-Boateng: Pemain asal Ghana ini pernah mengalami rasisme saat bermain untuk AC Milan melawan Pro Patria pada 3 Januari 2013. Boateng mendengar suara-suara monyet dari tribun penonton saat ia menguasai bola.
Ia kemudian menendang bola ke arah penonton dan meninggalkan lapangan dengan marah.
Para pemain AC Milan dan Pro Patria mengikutinya sebagai tanda solidaritas.
Insiden ini jadi salah satu momen penting dalam perjuangan melawan rasisme di sepak bola.