Intisari-Online.com – Putri Michael of Kent meminta maaf setelah mengenakan bros hitam untuk makan siang Natal Ratu di Istana Buckingham.
Pada acara makan siang itu juga dihadiri oleh Meghan Markle, yang ketika itu baru bertunangan dengan Pangeran Harry.
Meghhan Markle sendiri merupakan ras campuran berdasarakan ayah kulit putih dan ibu Afrika-Amerika.
Kejadian itu berlangsung pada Natal 2017 lalu, ketika sang bangsawan, yang menikah dengan sepupu Ratu, difoto mengenakan bros yang menggambarkan sosok hidam di mantelnya saat dia tiba untuk pertemuan tahunan itu.
Dia lalu dikirik secara online karena mengenakan bros ‘rasis’.
Meghan Markle sendiri telah bertemu dengan Putri Michael of Kent saat makan siang Natal itu, tetapi tidak diketahui apakah Putri Michael mengenakan bros pada saat itu.
Seorang juru bicara sang putri mengatakan, seperti melansir The Guardian, “Bros itu adalah hadiah dan telah dipakai berkali-kali sebelumnya. Putri Michael sangat menyesal dan tertekan karena telah melukai perasaan.”
Namun, ini bukan perama kalinya sang putri dituduh rasisme.
Pada tahun 2004, dia dilaporkan menginstruksikan pelanggan Afrika-Amerika di sebuah restoran New York untuk ‘kembali ke koloni’ dalam sebuah argumen tentang kebisingan.
Sang putri, yang ayahnya adalah seorang perwira SS, membantah insiden itu beberapa bulan kemudian dalam sebuah wawancara dengan ITV.
Dia mengatakan, “Saya bahkan berpura-pura bertahun-tahun yang lalu menjadi orang Afrika, setengah kasta Afrika, tetapi karena mata saya yang cerah, tidak bisa lolos begitu saja, tetapi saya mengecat rambut saya menjadi hitam.”
“Saya mengalami petualangan ini dengan orang-orang yang benar-benar menggemaskan dan spesial dan menyebut saya rasis: itu adalah pisau yang menembus hati karena saya sangat mencintai orang-orang ini.”
Siapakah Putri Michael of Kent?
Putri Michael of Kent lahir sebagai Baroness Marie Christine von Reibnitz pada tahun 1945, di Sudetenland yang berpenduduk Jerman, sekarang duduk di Republik Ceko.
Melansir BBC, dia lahir tak lama sebelum akhir Perang Dunia II, ketika ayahnya menjabat sebagai mayor di SS Nazi.
Setelah pernikahan pertamanya dengan bankir Inggris Thomas Troubridge berakhir, dia menikah dengan Pangeran Michael of Kent, sepupu pertama Ratu Elizabeth II, dalam sebuah upacara sipil di Wina, Austria, pada tahun 1978.
Dia kemudian diberi gelar Yang Mulia Putri Michael of Kent, karena dia bukan keturunan kerajaan, dia tidak bisa menjadi Putri Marie Christine.
Pasangan itu memiliki dua anak, yaitu Lord Frederick Windsor dan Lady Gabriella Windsor.
Dia bekerja sebagai desainer interior, sebelum menjadi seorang penulis, yang mengkhususkan diri dalam buku-buku tentang kerajaan Eropa.
Baca Juga: Akhiri Tradisi Selama 200 Tahun, Raja Charles III Ogah Tinggal di Istana Buckingham, Apa Alasannya?
Baca Juga: Dianggap Bawa Kutukan, Kisah Batu Misterius pada Mahkota Kerajaan yang Akan Dipakai Raja Charles III
Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari