Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan oleh perjanjian Giyanti:
1. Membuat kerajaan Mataram terpecah menjadi dua bagian yang berdaulat, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Hal ini menandai berakhirnya kekuasaan Mataram yang pernah menyatukan sebagian besar Pulau Jawa.
Kedua kerajaan baru ini kemudian memiliki sistem pemerintahan, kebudayaan, dan tradisi yang berbeda-beda, meskipun masih memiliki hubungan kekerabatan dan sejarah yang sama.
2. Menurunkan kekuasaan lokal dan meningkatkan pengaruh VOC di Jawa.
Dalam perjanjian Giyanti, VOC berperan sebagai penengah dan penjamin kesepakatan antara Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi.
VOC juga mendapatkan hak untuk menentukan siapa yang akan menguasai kedua kerajaan tersebut, serta hak untuk menguasai daerah pesisir utara Jawa atau Pasisir.
Hal ini membuat VOC semakin kuat dan berpengaruh dalam urusan politik, ekonomi, dan militer di Jawa.
3. Memunculkan perlawanan baru dari Pangeran Sambernyawa.
Pangeran Sambernyawa, yang tidak ikut serta dalam perjanjian Giyanti, merasa dirugikan dan tidak puas dengan pembagian wilayah Mataram.
Ia kemudian melanjutkan pemberontakan terhadap Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi, dengan dukungan dari rakyat jelata dan para ulama.
Pemberontakan ini baru berakhir pada tahun 1757 dengan ditandatanganinya Perjanjian Salatiga, yang memberikan wilayah timur Mataram kepada Pangeran Sambernyawa dengan gelar Mangkunegara I.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR