Ia kemudian dibawa ke dalam Istana oleh Mangil dan Soedarso. Setelah sadar dari kejutan, ia langsung menanyakan kondisi ajudannya yang terluka.
"Mangil, piye kondisine Amoen?" tanya Soekarno dengan bahasa Jawa, seperti dikutip dari buku "Kesaksian Mangil tentang Soekarno".
Mangil menjawab bahwa Amoen dan Soesilo sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Ia juga melaporkan bahwa Sanusi berhasil ditangkap bersama lima orang lainnya yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu.
Sanusi ternyata adalah salah satu loyalis tokoh DI/TII, SM.
Kartosoewirjo, yang memerintahkan pembunuhan Soekarno.
Dalam persidangan, Sanusi dan lima rekannya dihukum mati oleh pengadilan militer.
Sedangkan Kartosoewirjo sendiri ditangkap pada 1962 dan dieksekusi pada 1965 setelah permintaan grasinya ditolak oleh Soekarno.
Peristiwa 14 Mei 1962 menjadi salah satu bukti kesetiaan dan pengabdian para ajudan presiden kepada Soekarno.
Mereka rela bertaruh nyawa untuk menjaga keselamatan orang nomor satu di republik ini.
Ajudan Presiden Indonesia adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) atau Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas melaksanakan pengamanan secara fisik terhadap keselamatan Presiden Indonesia, Wakil Presiden Indonesia, beserta keluarga utamanya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR