Intisari-online.com - Pada tahun 1955, Indonesia menghadapi situasi politik yang tidak stabil.
Salah satu faktor penyebabnya adalah ketegangan antara pemerintah dan militer, khususnya Angkatan Darat (AD).
Pada tanggal 27 Juni 1955, terjadi suatu peristiwa yang menunjukkan ketidakpuasan para perwira AD terhadap pemerintah.
Peristiwa itu adalah aksi boikot terhadap pelantikan Bambang Utoyo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Bambang Utoyo adalah seorang perwira AD yang dipilih oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo I untuk menggantikan Bambang Sugeng sebagai KSAD.
Pemilihan ini dilakukan tanpa melibatkan para perwira AD yang sebelumnya telah membuat suatu piagam persatuan yang disebut Piagam Yogyakarta.
Piagam ini ditandatangani oleh Bambang Sugeng di hadapan Soekarno-Hatta pada Februari 1955.
Piagam Yogyakarta merupakan hasil dari rekonsiliasi para perwira AD yang dilakukan di Yogyakarta pada 17-25 Februari 1955.
Rekonsiliasi ini bertujuan untuk mengikis benih-benih perpecahan di tubuh AD yang disebabkan oleh campur tangan pemerintah dalam urusan internal AD.
Dalam piagam ini, para perwira AD menyatakan sikapnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan AD, serta menolak segala bentuk intervensi politik dalam urusan militer.
Menurut para perwira AD, pengangkatan Bambang Utoyo sebagai KSAD melanggar isi Piagam Yogyakarta.
Baca Juga: 3 Cara Membuat Steak dari Daging Qurban ala Restoran yang Bikin Peristiwa Idul Adha Makin Bermakna
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR