Di Balik Peristiwa Isu Percobaan Kudeta Wagner Group, Vladimir Putin Jadi Bahan Olok-olokan Internasional

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Karena percobaan kudeta terhadapnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi bahan olok-olokan dunia internasional. Sebagian besar berasal dari negara lawan.
Karena percobaan kudeta terhadapnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi bahan olok-olokan dunia internasional. Sebagian besar berasal dari negara lawan.

Karena percobaan kudeta terhadapnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi bahan olok-olokan dunia internasional. Sebagian besar berasal dari negara lawan.

Intisari-Online.com -Rupanya isu kudeta terhadapVladir Putin telah menjadi bahan ampuh untuk mengolok-ngolok Presiden Rusia tersebut.

Tak hanya dari kalangan dalam negeri, terutama para jurnalis, tetapi juga dari kalangan luar negeri.

Yang paling sarkas adalah penyebut Putin sebagai "bebek lumpuh".

Kita tahu, Rusia diguncang percobaan keduta oleh sekelompok tentara bayaran di bawah komando Wagner Group.

Tapi entah kenapa, upaya kudeta itu tiba-tiba berhenti.

Pasukan Wagner yang awalnya ingin menyerang Moskow, tiba-tiba balik badan.

Menurut kabar yang beredar, telah ternyata kesepakatan antara Wagner dan Kremlin yang ditengahi oleh Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko.

Dalam kesepakatan itu, bos Wagner,Yevgeny Prigozhin, setuju mundur, dengan syarat dia mendapat suaka di Belarusia dan tuntutan pidananya dibatalkan.

Meski begitu, Putin sudah kadung menjadi bahan olok-olokan.

Wartawan Rusia yang tinggal di pengasingan bernama Mikhail Zygar menyebut Putin sebagai "bebek lumpuh".

Zygar bahkan bilang bahwa sebenarnya bos Wagner itu sudah mendapatkan banyak simpati dari publik di internet.

Prigozhin juga disebut Zygar memperlihatkan borok rezim pemerintahan Putin.

Yang lebih sarkastis, Zygar menyebutPrigozhin sebagai boneka yang telah berubah menjadi bocah laki-laki sejati.

"Ada kalanyaPrigozhin bukan lagi bonek Putin," katanya.

Tak lupa, Zygar menyebut Putin sebagai sosok yang lemah--walau percobaan kudeta berhasil digagalkan.

"Saya merasadia tidak benar-benar menjalankan negara," kata Zygar.

"Tentu saja, dia masih presiden."

Zygar juga menyebut bahwa era pasca-Putin sudah semakin dekat.

"Merekaharus bersiap untuk Rusia pasca-Putin."

Olok-olokan juga dilontarkan oleh sebuah lembaga studi perang yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, bernama Institute for the Study of War (ISW).

Mereka bilang,pemberontakan Wagner Group, meskipun bisa dibilang gagal, sukses mempermalukan Putin di hadapan teman dan musuh.

Mereka juga bilang, Putin sudah tidak bisa lagi menikmati monopoli kekuatan di negaranya sendiri.

Lebih dari itu, ISW juga menyebut presiden Belarusia, yang menengahi penyelesaian percobaan kudeta itu, telahmempermalukan Putin.

Sementara seorang peneliti senior diCarnegie Endowment, Andrew Kolesnikov, menyebut baik Putin maupunPrigozhin sama-sama rugi.

KepadaWall Street Journal dia bilang, kerugian Prigozhin karena dia harus diasingkan ke Belarusia.

Sementara kerugian bagi Putin, sekarang dia dilihat sebagai pemimpin yang tindakannya tidak sesuai dengan retorikanya.

"Prigozhin juga bagian dari sistem (rezim Putin) tersebut," katanya.

"Ternyata tsar itu bukan tsar sungguhan karena dia tidak bisa mengendalikan orang dari sistemnya sendiri yang seharusnya berada di bawah kendali penuhnya."

Ledekan juga muncul dari Ukraina, lawan Rusia dalam perang yang terjadi belakangan ini.

Kali ini lewat Kementerian Pertahanan-nya, di mana mereka menulis di Twitter:"Ular Kremlin memakan ekornya sendiri."

Sindiran dari Ukraina juga datang dari sang presiden,Zelensky.

Dia menulis begini:

"Setiap orang yang memilih jalan kejahatan menghancurkan dirinya sendiri."

"Siapa yang mengirim barisan pasukan untuk menghancurkan kehidupan negara lain dan tidak dapat menghentikan mereka melarikan diri dan mengkhianati ketika hidup melawan."

"Siapa yang meneror dengan rudal, dan ketika ditembak jatuh, mempermalukan dirinya sendiri untuk menerima drone Shahed."

"Siapa yang membenci orang dan melemparkan ratusan ribu ke dalam perang, untuk akhirnya membarikade dirinya di wilayah Moskow dari orang-orang yang dia persenjatai."

"Untuk waktu yang lama, Rusia menggunakan propaganda untuk menutupi kelemahan dan kebodohan pemerintahnya."

"Dan sekarang ada begitu banyak kekacauan sehingga tidak ada kebohongan yang bisa menyembunyikannya."

Lalu Presiden Lithuania Gitanas Nauseda menyebut Putin sebagai raja yang "telanjang".

Itulah beberapa ejekan yang dilontarkan dunia internasional kepada Putin atas upaya kudeta terhadapnya.

Artikel Terkait