Sejarah Panjang dan Rumit Hubungan Rusia-Iran, Dari Konflik kini Jadi Sekutu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Presiden Rusia Vladimir Putin (Kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani (Kanan).
Presiden Rusia Vladimir Putin (Kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani (Kanan).

Intisari-online.com - Menurut laporan Gedung Putih AS, Rusia dikabarkan menggunakan senjata drone buatan Iran.

Tuduhan itu dilayangkan oleh AS usai Rusia mempererat kerjasama dengan Teheran pada Jumat (9/6/23).

Laporan itu sekaligus mempertegas hubungan keduanya di balik konflik dengan Ukraina, termasuk memberikan pasokan drone seperti yang selama ini dituduhkan AS.

Sementara itu jika melihat dari situasi keduanya, Iran dan Rusia ternyata memiliki hubungan yang naik turun, seperti apa sejarah hubungan kedua negara tersebut?

Hubungan antara Rusia dan Iran memiliki sejarah yang panjang dan rumit.

Kedua negara ini telah saling berinteraksi sejak abad ke-16, baik dalam bentuk perdagangan, penaklukan, perang, kerja sama, maupun persaingan.

Dalam beberapa dekade terakhir, hubungan Rusia-Iran dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Seperti isu nuklir Iran, konflik di Timur Tengah, sanksi internasional, dan kepentingan strategis masing-masing negara.

Pada tahun 2015, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama militer yang menandakan adanya pembentukan aliansi keamanan.

Perjanjian ini mencakup transfer senjata, latihan bersama, dan koordinasi dalam operasi militer.

Salah satu contoh kerja sama militer Rusia-Iran adalah dukungan mereka terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah melawan kelompok oposisi dan terorisme.

Baca Juga: Prabowo Usul Ukraina Lakukan Gencatan Senjata Dengan Rusia, Ditolak Mentah-mentah

Selain itu, Rusia juga membantu Iran dalam mengembangkan program nuklir sipilnya dengan membangun reaktor di Bushehr.

Namun, hubungan Rusia-Iran tidak selalu harmonis.

Terdapat beberapa perbedaan dan ketegangan antara kedua negara.

Seperti sikap Rusia yang mendukung sanksi PBB terhadap Iran pada tahun 2010 karena program nuklirnya yang diduga memiliki tujuan militer.

Selain itu, Rusia juga memiliki hubungan baik dengan Israel dan Arab Saudi, yang merupakan musuh bebuyutan Iran di kawasan.

Rusia juga khawatir bahwa Iran dapat mengancam kepentingannya di Asia Tengah dan Kaukasus jika Iran menjadi negara nuklir.

Oleh karena itu, hubungan Rusia-Iran dapat dikatakan sebagai hubungan pragmatis yang didasarkan pada kepentingan bersama dan keseimbangan ancaman.

Kedua negara ini saling membutuhkan untuk menghadapi tantangan global dan regional, seperti hegemoni AS, krisis Ukraina, konflik Suriah, dan stabilitas Timur Tengah.

Namun, hubungan ini juga rentan terhadap perubahan situasi dan dinamika politik.

Dengan demikian, hubungan Rusia-Iran tetap menjadi salah satu topik yang menarik untuk diteliti dan dipahami.

Belakangan juga Rusia dilaporkan menggunakan drone buatan Iran untuk melakukan serangan ke Ukraina.

Baca Juga: Gempar Peristiwa Rusia Tempatkan Senjata Nuklir Taktis di Belarus, Seperti Apa Senjata Itu?

Drone tersebut dipasok oleh Iran yang dikirim melalui Laut Kaspia kemudian digunakan militer Rusia, untuk menyerang Ukraina.

Artikel Terkait