Gempar Peristiwa Rusia Tempatkan Senjata Nuklir Taktis di Belarus, Seperti Apa Senjata Itu?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Senjata nuklir taktis.
Ilustrasi - Senjata nuklir taktis.

Intisari-online.com - Belakangan ini, dunia dihebohkan dengan senjata nuklir yang dimiliki oleh Rusia yang ditempatkan di Belarus.

Menurut beberapa sumber mengatakan Rusia mulai menempatkan senjata nuklir taktisnya di Belarus, sebenarnya seperti apa senjata tersebut.

Senjata nuklir taktis adalah senjata nuklir yang dibuat untuk digunakan dalam pertarungan jarak pendek atau skala kecil.

Tidak seperti senjata nuklir strategis yang bertujuan untuk menghancurkan target jarak jauh atau skala besar.

Senjata nuklir taktis umumnya memiliki daya ledak yang lebih kecil dan ukuran yang lebih ringkas daripada senjata nuklir strategis.

Rusia adalah salah satu negara yang memiliki senjata nuklir taktis dalam jumlah banyak.

Menurut perkiraan Amerika Serikat, Rusia memiliki sekitar 2.000 hulu ledak taktis yang siap pakai.

Sebagai pembanding, Amerika Serikat hanya memiliki sekitar 200 senjata nuklir taktis, separuhnya berada di pangkalan di Eropa.

Pada awal tahun 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskwa akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus, negara tetangga dan sekutu terdekatnya.

Ini adalah kali pertama Rusia menempatkan senjata nuklir taktis di luar negeri sejak pertengahan 1990-an.

Menurut Putin, langkah ini dilakukan sebagai balasan terhadap peningkatan aktivitas militer NATO di perbatasan timur Eropa.

Baca Juga: Ngeri! 90 Juta Nyawa Terancam Melayang dalam Beberapa Jam, Peristiwa Pemindahan Senjata Nuklir oleh Putin Ini Jadi Pemicu

Ia juga menyatakan bahwa senjata nuklir taktis Rusia tidak melanggar perjanjian pengendalian senjata internasional, karena tidak termasuk dalam kategori senjata nuklir strategis.

Senjata nuklir taktis yang ditempatkan di Belarus mencakup 10 pesawat yang mampu membawa hulu ledak nuklir, seperti Su-24M dan Su-34.

Serta sejumlah sistem rudal taktis Iskander yang dapat meluncurkan hulu ledak nuklir dengan jangkauan hingga 500 km.

Namun, kendali atas senjata-senjata ini tetap berada di tangan Kremlin.

Penempatan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus mendapat protes keras dari Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya.

Mereka menilai bahwa langkah ini meningkatkan bahaya konflik nuklir dan mengancam stabilitas keamanan Eropa.

Mereka juga mendesak Rusia untuk kembali ke meja perundingan untuk membahas pengurangan persenjataan nuklir.

Apa dampak dari senjata nuklir taktis?

Senjata nuklir taktis memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan yang sangat besar, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung, senjata nuklir taktis dapat menghancurkan target militer dan sipil, menewaskan dan melukai ribuan orang, merusak infrastruktur dan lingkungan, serta menciptakan radiasi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Secara tidak langsung, senjata nuklir taktis dapat memicu eskalasi konflik yang berujung pada penggunaan senjata nuklir strategis, yang memiliki daya ledak yang jauh lebih besar dan dapat mengancam keberadaan peradaban manusia.

Baca Juga: Setahun Gempur Ukraina, Rusia Ogah Gunakan Senjata Nuklir, Terbongkar Alasannya

Selain itu, senjata nuklir taktis juga dapat menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi, krisis kemanusiaan, pengungsi, terorisme, dan proliferasi senjata nuklir ke negara-negara atau kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.

Bagaimana cara mencegah penggunaan senjata nuklir taktis?

Cara terbaik untuk mencegah penggunaan senjata nuklir taktis adalah dengan menghapusnya dari persenjataan negara-negara yang memiliki atau mengembangkannya.

Namun, hal ini sulit dicapai karena kurangnya kesepakatan internasional yang mengatur senjata nuklir taktis secara khusus.

Perjanjian pengendalian senjata nuklir yang ada saat ini, seperti Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START) antara AS dan Rusia atau Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) yang melibatkan hampir semua negara di dunia, hanya berfokus pada senjata nuklir strategis atau jumlah total hulu ledak nuklir.

Oleh karena itu, diperlukan upaya diplomasi yang lebih intensif dan komprehensif untuk mencapai perjanjian yang mengikat secara hukum dan dapat diverifikasi untuk membatasi atau mengurangi senjata nuklir taktis.

Selain itu, diperlukan juga kerjasama dan komunikasi yang lebih baik antara negara-negara pemilik senjata nuklir taktis untuk mengurangi ketegangan dan kesalahpahaman yang dapat memicu penggunaan senjata tersebut.

Selain itu, diperlukan juga dukungan dari masyarakat internasional dan organisasi-organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan tekanan publik terhadap bahaya senjata nuklir taktis.

Artikel Terkait