Hari Anak Hilang Nasional, Inilah Peristiwa Etan Patz dan Anak-anak yang Tak Kembali ke Rumah 1979

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Foto - Etan Patz
Foto - Etan Patz

Intisari-online.com - Pada 25 Mei 1979, Etan Patz, seorang bocah laki-laki berusia enam tahun, menghilang tanpa jejak saat berjalan sendirian menuju halte bus sekolahnya di kawasan SoHo, Manhattan, New York City.

Kasus ini menjadi salah satu kasus anak hilang paling misterius dan menggemparkan di Amerika Serikat.

Etan Patz juga menjadi salah satu anak pertama yang wajahnya dicetak di karton susu sebagai bagian dari kampanye pencarian anak hilang pada awal tahun 1980-an.

Etan Patz adalah anak bungsu dari pasangan Stanley dan Julie Patz, yang tinggal di apartemen di 113 Prince Street.

Etan adalah anak yang ceria, pintar, dan suka bermain dengan mobil-mobilan.

Pada pagi hari yang nasibnya berubah, Etan meminta izin kepada ibunya untuk berjalan sendiri ke halte bus sekolahnya yang berjarak dua blok dari rumahnya.

Ini adalah kali pertama Etan diperbolehkan berjalan sendiri, setelah sebelumnya selalu ditemani oleh ibu atau kakaknya.

Ibunya menyetujui permintaannya dengan rasa khawatir.

Dia memberinya satu dolar untuk membeli soda dan tas tote bergambar gajah yang berisi mainan mobil-mobilannya.

Etan pun berangkat dengan pakaian favoritnya: topi hitam Eastern Airlines dan sepatu bergaris-garis. Dia meninggalkan rumah sekitar pukul 8 pagi dan tidak pernah terlihat lagi.

Sekitar pukul 3:30 sore, ibunya menerima telepon dari sekolah bahwa Etan tidak masuk sekolah hari itu.

Baca Juga: Di Balik Peristiwa Pertemuan Indonesia Vs Argentina, Maradona Ternyata Sudah Pernah Obok-obok Gawang Timnas Garuda

Ibunya langsung panik dan menghubungi suaminya yang bekerja sebagai fotografer profesional.

Mereka juga menghubungi polisi dan melaporkan bahwa anak mereka hilang.

Polisi segera melakukan pencarian besar-besaran dengan mengerahkan ratusan petugas, anjing pelacak, dan helikopter.

Mereka menyisir setiap sudut kota, mengetuk pintu demi pintu, dan menyelidiki setiap kemungkinan.

Mereka juga meminta bantuan media untuk menyiarkan foto-foto Etan Patz yang diambil oleh ayahnya.

Foto-foto itu pun tersebar luas di seluruh negeri.

Wajah Etan Patz muncul di televisi, koran, poster, dan karton susu.

Dia menjadi salah satu anak pertama yang difoto di karton susu sebagai bagian dari kampanye pencarian anak hilang yang diluncurkan oleh National Child Safety Council pada tahun 1982.

Kasus ini menarik perhatian publik dan memicu kesadaran akan bahaya penculikan anak.

Pada tahun 1983, Presiden Ronald Reagan menetapkan tanggal 25 Mei sebagai Hari Anak Hilang Nasional di Amerika Serikat untuk mengenang Etan Patz dan anak-anak lainnya yang hilang.

Namun, meski upaya pencarian dilakukan secara intensif selama bertahun-tahun, tak ada jejak atau petunjuk yang mengarah pada keberadaan atau nasib Etan Patz.

Baca Juga: Peristiwa Kades di Jember Ambruk Saat Dangdutan Bareng Biduan, Ini Yang Harus Kita Ketahui Tentang Hipertensi

Dia tetap menjadi misteri yang menghantui keluarga, polisi, dan masyarakat.

Pada tahun 2001, Etan Patz secara resmi dinyatakan meninggal oleh pengadilan meski jasadnya tidak pernah ditemukan.

Orang tuanya juga mengganti namanya menjadi Etan Kalil Patz untuk memberinya nama tengah sesuai dengan tradisi Yahudi.

Pada tahun 2010, kasus ini dibuka kembali oleh Kantor Jaksa Agung Manhattan.

Pada tahun 2012, FBI menggali ruang bawah tanah sebuah toko kelontong dekat rumah Etan Patz yang diduga menjadi tempat kejahatan.

Namun, tidak ada bukti baru yang ditemukan.

Pada bulan Mei 2012, seorang pria bernama Pedro Hernandez ditangkap setelah dia mengaku telah membunuh Etan Patz pada tahun 1979.

Hernandez adalah mantan pegawai toko kelontong tersebut yang saat itu berusia 18 tahun.

Dia mengatakan bahwa dia menarik Etan ke dalam ruang bawah tanah dengan janji memberinya soda.

Lalu dia mencekiknya hingga tewas dan membuang jasadnya ke dalam kantong plastik di tempat sampah.

Pengakuan Hernandez ini mengejutkan banyak pihak, termasuk keluarga Etan Patz yang sebelumnya menduga bahwa pelakunya adalah Jose Ramos, seorang pedofil yang pernah berkencan dengan pengasuh Etan.

Ramos juga pernah mengaku bertemu dengan Etan pada hari ia hilang, namun membantah telah membunuhnya.

Artikel Terkait