Intisari-online.com - Indonesia melancarkan operasi militer untuk merebut Irian Barat (Papua) dari Belanda yang menduduki wilayah itu.
Operasi ini disebut Operasi Trikora dan berlangsung sejak Desember 1961 hingga Agustus 1962.
Operasi ini bertujuan untuk memerdekakan Irian Barat dari Belanda yang ingin menjadikannya sebagai negara boneka.
Salah satu kejadian yang terjadi dalam operasi ini adalah kisah prajurit TNI yang tersangkut di pohon saat melakukan penerjunan payung.
Prajurit tersebut bernama Sersan Dua Sutrisno.
Dia adalah anggota pasukan terjun payung yang diterjunkan di daerah Kaimana pada tanggal 15 Mei 1962.
Saat melakukan penerjunan, Sutrisno menghadapi kesulitan karena angin kencang dan hujan lebat.
Dia tidak bisa mengarahkan parasutnya dan akhirnya tersangkut di pohon tinggi.
Dia mencoba melepaskan diri dari parasutnya, tetapi gagal.
Dia harus bertahan hidup di pohon selama tiga hari tanpa makanan dan minuman.
Sementara itu, pasukan TNI lainnya yang berhasil mendarat di Kaimana terlibat pertempuran sengit dengan pasukan Belanda.
Baca Juga: Sosok Frans Kaisiepo, Orang Pertama yang Mengibarkan Bendera Merah Putih di Papua
Mereka tidak tahu bahwa ada salah satu prajurit mereka yang tersangkut di pohon.
Sutrisno sendiri tidak bisa berkomunikasi dengan pasukannya karena radionya rusak akibat hujan.
Sutrisno sempat berputus asa dan berpikir bahwa dia akan mati di pohon.
Namun, dia tidak menyerah dan terus berdoa kepada Tuhan agar bisa selamat.
Dia juga mencoba menarik perhatian pesawat-pesawat TNI yang terbang di atasnya dengan mengibarkan bendera merah putih yang dia bawa.
Akhirnya, pada tanggal 18 Mei 1962, Sutrisno berhasil diselamatkan oleh pasukan TNI yang dipimpin oleh Letnan Satu Leonardus Benyamin Moerdani.
Moerdani adalah komandan pasukan khusus yang ditugaskan untuk menyelamatkan para prajurit TNI yang hilang atau terluka dalam operasi Trikora.
Moerdani mendapat informasi dari warga setempat bahwa ada seorang prajurit TNI yang tersangkut di pohon.
Dia langsung memerintahkan pasukannya untuk mencari dan mengevakuasi prajurit tersebut.
Setelah menemukan Sutrisno, Moerdani dan pasukannya harus memanjat pohon setinggi 40 meter untuk menurunkannya.
Sutrisno sangat bersyukur bisa selamat dari malapetaka tersebut.
Baca Juga: Sosok Sersan Teppy, Mantan Tentara Belanda yang Ikut Rebut Papua dari Tangan Belanda
Dia mengucapkan terima kasih kepada Moerdani dan pasukannya yang telah menyelamatkan nyawanya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada warga setempat yang telah memberikan informasi tentang keberadaannya.
Kisah Sutrisno ini menjadi salah satu kisah heroik dalam operasi Trikora.
Sutrisno menunjukkan semangat juang dan kesetiaan kepada bangsa dan negara meskipun menghadapi situasi yang sulit dan berbahaya.
Dia juga menjadi contoh bagi para prajurit TNI lainnya yang berjuang untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda.
Namun, kisah Sutrisno ini juga menjadi salah satu kisah malapetaka dalam operasi Trikora.
Sutrisno mengalami luka-luka dan trauma akibat terjebak di pohon.
Dia juga harus menghadapi rasa sakit dan lapar selama tiga hari.
Dia juga harus menghadapi ancaman dari pasukan Belanda dan binatang buas yang ada di hutan.
Kisah Sutrisno ini menunjukkan betapa beratnya perjuangan para prajurit TNI dalam operasi Trikora.
Mereka harus mengorbankan nyawa dan darah mereka untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia atas Irian Barat.
Mereka juga harus menghadapi tantangan alam dan musuh yang kuat.
Operasi Trikora akhirnya berakhir dengan kesepakatan antara Indonesia dan Belanda yang disebut Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962.
Perjanjian ini menyerahkan Irian Barat kepada PBB yang kemudian menyerahkannya kepada Indonesia pada 1 Mei 1963.
Pada 1 Juli 1971 , Irian Barat resmi berganti nama menjadi Irian Jaya.
Kisah Sutrisno dan para prajurit TNI lainnya dalam operasi Trikora adalah bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kisah ini patut dihormati dan diingat sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia.
Kisah ini juga patut dijadikan sebagai pelajaran agar kita tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan yang telah berkorban untuk negara dan bangsa.