Tipu Muslihat Panembahan Senopati Kirim Wanita Cantik Untuk Taklukkan Madiun di Bawah Mataram Islam

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Wanita Cantik digunakan untuk taklukkan Madiun.
Wanita Cantik digunakan untuk taklukkan Madiun.

Intisari-online.com - Kerajaan Mataram pada abad ke-16 dan ke-17 merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jawa.

Salah satu raja Mataram yang terkenal dengan keberaniannya dan kecerdasannya adalah Panembahan Senopati.

Ia berhasil menaklukkan berbagai daerah yang sebelumnya berada di bawah pengaruh Kerajaan Demak dan Pajang, seperti Surabaya, Madiun, Ponorogo, Kediri, dan Madura.

Salah satu kisah penaklukan yang menarik untuk diketahui adalah bagaimana Panembahan Senopati menggunakan strategi tipu muslihat dengan mengirimkan surat dan wanita cantik ke Madiun.

Madiun saat itu diperintah oleh Adipati Rangga Jumena, putra bungsu Sultan Trenggana dari Demak.

Adipati Rangga Jumena tidak mau tunduk kepada Mataram dan bersiap-siap untuk menghadapi serangan dari pasukan Panembahan Senopati.

Ia juga mengumpulkan bantuan dari para bupati sekitarnya, seperti Ponorogo, Kediri, Blitar, dan Pringgabaya.

Panembahan Senopati menyadari bahwa jumlah pasukannya kalah banyak dari Madiun dan sekutunya.

Ia pun berpikir untuk mencari cara lain untuk menaklukkan Madiun tanpa harus berperang secara langsung.

Kemudian menulis sebuah surat yang berisi pernyataan menyerah kepada Madiun dan meminta agar diampuni kesalahannya.

Surat itu ia berikan kepada seorang wanita cantik yang ia utus untuk mengantarkannya ke Madiun.

Baca Juga: Mataram Islam Pecah, Sultan HB I Tinggal Sementara Di Sini Sebelum Bangun Keraton Yogyakarta

Wanita cantik itu berhasil masuk ke istana Madiun dan menyerahkan surat itu kepada Adipati Rangga Jumena.

Adipati Rangga Jumena merasa senang dan bangga karena merasa telah mengalahkan Mataram.

Ia pun membuka surat itu dan membacanya di depan para bupati yang hadir.

Isi surat itu menyatakan bahwa Panembahan Senopati mengakui kesalahannya dan bersedia menjadi bawahan Madiun.

Ia juga meminta agar Adipati Rangga Jumena mau menerima wanita cantik itu sebagai hadiah dan tanda persahabatan.

Adipati Rangga Jumena terpesona oleh kecantikan wanita itu dan langsung menerimanya sebagai selirnya.

Ia juga menyebarkan isi surat itu ke seluruh bupati yang membantunya.

Hal ini membuat para bupati merasa lega dan puas karena merasa telah menyelesaikan permasalahan dengan Mataram.

Mereka pun memutuskan untuk pulang ke daerah masing-masing dan membubarkan pasukannya.

Namun, ternyata surat itu hanyalah siasat cerdik dari Panembahan Senopati untuk mengadu domba Madiun dengan sekutunya.

Ketika pasukan Madiun sudah berkurang dan tidak siap menghadapi serangan, Panembahan Senopati langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerbu Madiun dengan kekuatan penuh.

Baca Juga: Kembanglampir, Tempat Ki Ageng Pamanahan Bersemadi Mencari Wahyu Keraton Sebelum Lahirnya Mataram Islam

Serangan mendadak ini membuat Madiun kaget dan tidak bisa bertahan lama.

Istana Madiun pun jatuh ke tangan Mataram dan Adipati Rangga Jumena ditangkap bersama dengan wanita cantik yang sebenarnya adalah mata-mata dari Mataram.

Dengan demikian, Panembahan Senopati berhasil menaklukkan Madiun dengan strategi tipu muslihat yang cerdik.

Ia tidak hanya menghemat tenaga dan nyawa pasukannya, tetapi juga menunjukkan kecerdasan dan kelihaian dalam berdiplomasi.

Artikel Terkait