Jauh sebelum Mataram Islam berdiri, Sunan Kalijaga menyuruh Ki Ageng Pamanahan mencari wahyu keraton ke selatan, ke Kembanglampir.
Intisari-Online.com - Ketika itu Pajang sedang gonjang-ganjing.
Banyak pemberontakan di sana-sini yang mengakibatkan wahyu keraton menghilang.
Sunan Kalijaga kemudian menyuruh dua murid kesayangannya yang masih muda belia.
Keduanya adalah Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pamanahan.
Mereka disuruh mencari wahyu tersebut di daerah pegunungan di selatan.
Sesampainya di tempat yang dimaksud, keduanya kemudian bersemedi.
Mereka meminta petunjuk kepada Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan wahyu tersebut.
Ki Ageng Giring bersemedi di daerah yang bernama Sodo.
Sementara Ki Ageng Pamanahan bersemadi di daerah yang disebut Kembanglampir.
Di antara keduanya, Ki Ageng Giring yang mendapatkan bisikan.
Pria yang disebut sebagai keturunan raja terakhir Majapahit itu mendapat petunjuk menanam pohon kelapa yang kelak akan berbuah satu buah kelapa yang disebut gagak emprit.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR