Sultan Hadiwijaya, sebagai menantu Sultan Trenggono dari Kesultanan Demak, memilih mendirikan Kerajaan Pajang dengan pusat pemerintahan berada di sekitar Surakarta saat ini.
Atas jasanya menyingkirkan Arya Penangsang, Ki Ageng Pemanahan diberi hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta) oleh Sultan Hadiwijaya
Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi sebuah kadipaten yang dikenal sebagai Mataram.
Pendiri dan Perkembangan Kerajaan Mataram Islam
Ki Ageng Pemanahan memiliki putra bernama Danang Sutawijaya yang kemudian meneruskan kepemimpinan kadipaten Mataram setelah ayahnya wafat pada 1575.
Danang Sutawijaya memiliki ambisi untuk memperluas wilayah kekuasaannya dan mendirikan kerajaan sendiri.
Pada 1586, Danang Sutawijaya mengumumkan dirinya sebagai raja dengan gelar Panembahan Senopati Ingalaga atau Panembahan Senopati saja.
Ia juga menyatakan bahwa kadipaten Mataram telah berubah menjadi kerajaan dengan nama Kerajaan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram.
Panembahan Senopati berhasil menaklukkan beberapa daerah di sekitarnya seperti Madiun, Kediri, Pasuruan, Tuban, dan Surabaya.
Ia juga menghadapi perlawanan dari Pajang yang merasa terancam oleh kekuatan Mataram.
Namun, dengan bantuan dari Sunan Kalijaga, salah satu wali Songo yang menjadi guru spiritualnya, Panembahan Senopati berhasil menundukkan Pajang pada 1587.
Dengan demikian, Mataram Islam menjadi kerajaan terbesar dan terkuat di Jawa pada saat itu.
Begitulah penjelasan bagaimana proses berdirinya Kerajaan Mataram. Semoga membantu Anda.
KOMENTAR