Serangan ini berhasil mengusir Amangkurat IV dan VOC dari Kartasura.
Pangeran Blitar kemudian membangun kembali kota Karta, bekas istana Mataram zaman Sultan Agung.
Ia mengangkat diri sebagai raja bergelar Sultan Ibnu Mustafa Paku Buwana, dan kerajaannya disebut Mataram Kartasekar.
Namun, keberhasilan Pangeran Blitar tidak bertahan lama. Amangkurat IV dan VOC segera melakukan serangan balasan dengan bantuan pasukan dari Madura dan Bali.
Mereka berhasil merebut kembali Kartasura pada November 1719.
Pangeran Blitar melarikan diri ke daerah Ngawi dan bergabung dengan pasukan Mangkunegara, putra Amangkurat IV yang juga memberontak terhadap ayahnya.
Bersama-sama mereka melanjutkan perlawanan terhadap Amangkurat IV dan VOC.
Perang Suksesi Jawa II berakhir pada tahun 1723 dengan kemenangan Amangkurat IV dan VOC.
Pangeran Blitar tertangkap dan dibawa ke Batavia untuk dihukum mati oleh VOC.
Namun, ia meninggal dalam perjalanan karena sakit.
Jenazahnya dikembalikan ke Jawa dan dimakamkan di Ngawi.
Baca Juga: Misteri Pertapaan Kembang Lampir, Tempat Suci yang Menyimpan Rahasia Kerajaan Mataram Islam
Pangeran Blitar adalah salah satu contoh dari para bangsawan Jawa yang berani melawan kekuasaan VOC yang mencampuri urusan internal kerajaan Mataram.
Ia juga merupakan salah satu leluhur wangsa Mataram yang memiliki garis keturunan dari Panembahan Senopati dan Untung Suropati.
Kisah hidupnya adalah kisah sedih seorang pemberontak yang nyaris menjadi raja Mataram.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR