Tradisi manene diawali dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga di patane.
Kemudian, seorang tetua desa atau ne’tomina akan melafalkan doa dalam bahasa Toraja kuno untuk meminta izin kepada arwah leluhur untuk membuka peti jenazah.
Setelah itu, jenazah boleh dikeluarkan dari peti dan dibersihkan dari debu atau kotoran. Jenazah kemudian dipakaikan pakaian baru yang layak dan rapi.
Pakaian yang digunakan untuk mengganti jenazah biasanya disesuaikan dengan jenis kelamin, status sosial, dan keinginan keluarga.
Pakaian yang baru ini juga harus dibeli dengan uang sendiri, tidak boleh pinjam atau warisan.
Setelah dipakaikan pakaian baru, jenazah akan diberi perhiasan, topi, kacamata, atau aksesori lainnya sesuai dengan selera keluarga.
Jenazah kemudian akan duduk di kursi atau berdiri di depan patane sambil dielus-elus dan diajak berbicara oleh keluarga.
Keluarga juga akan mengambil foto bersama jenazah sebagai kenang-kenangan.
Setelah selesai mengganti pakaian jenazah, keluarga akan mengembalikan jenazah ke dalam peti dan menutupnya kembali.
Peti jenazah kemudian akan diletakkan di patane dengan posisi tertentu sesuai dengan adat.
Misalnya, peti jenazah orang tua harus diletakkan di atas peti jenazah anaknya, dan peti jenazah suami harus diletakkan di sebelah kanan peti jenazah istrinya.
Tradisi manene berakhir dengan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada keluarga dan tetangga sebagai tanda terima kasih.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR