Ia juga gemar membaca buku-buku tentang sejarah, filsafat, politik, dan ekonomi.
Pada tahun 1919, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah menengah di Batavia (sekarang Jakarta).
Di sana ia mulai aktif dalam gerakan nasionalis dan bergabung dengan organisasi Jong Java dan Jong Sumatranen Bond.
Ia juga bertemu dengan tokoh-tokoh seperti Tjipto Mangoenkoesoemo, Ernest Douwes Dekker, dan Soekarno.
Pada tahun 1921, Hatta mendapat kesempatan untuk melanjutkan studinya di Belanda.
Ia memilih jurusan ekonomi di Nederlandsche Handels-Hoogeschool (sekarang Erasmus Universiteit Rotterdam). Di Belanda, ia semakin giat berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Kemudian menjadi pemimpin Perhimpunan Indonesia (PI), sebuah organisasi mahasiswa Indonesia yang radikal dan anti-kolonial.
Hatta juga menulis banyak artikel dan buku tentang masalah-masalah politik dan ekonomi Indonesia.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Indonesische Overpeinzingen (Renungan Indonesia), yang diterbitkan pada tahun 1932.
Dalam buku itu, ia mengkritik sistem kolonial Belanda dan mengusulkan gagasan tentang demokrasi, nasionalisme, sosialisme, dan koperasi.
Hatta lulus sebagai sarjana ekonomi pada tahun 1932 dengan predikat cum laude.
Baca Juga: Inilah Teladan Bung Hatta yang Patut Dicontoh Hingga Zaman Sekarang
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR