Intisari-Online.com -Film Queen Cleopatra menuai kontroversi terkait representasi Cleopatra yang digambarkan sebagai seorang perempuan berkulit hitam.
Hal ini diyakini orang Mesir melenceng dari fakta sejarah bahwa sang ratu bukan seorang berkulit hitam.
Kontroversi terbaru dari sosok Firaun Mesir ini seolah melengkapi deretan kontroversi yang telah mengisi hidupnya.
Termasuk di antaranya adalah tentang praktik inses yang begitu kental dalam kehidupannya.
Kontroversi film Queen Cleopatra
FilmQueen Cleopatra adalah serial dokumenter yang mengangkat kehidupan Ratu Mesir Kuno yang terkenal karena kecantikan, kecerdasan, dan keberaniannya.
Serial ini diproduksi oleh aktris Jada Pinkett Smith dan dibintangi oleh Adele James sebagai Cleopatra.
Namun, baru saja menayangkan trailer, serial ini menuai kontroversi karena menampilkan sosok Cleopatra berkulit hitam.
Banyak orang Mesir yang merasa sejarah mereka dipalsukan dan dihina oleh Netflix karenamengklaim bahwa Cleopatra bukanlah orang berkulit hitam, melainkan keturunan Yunani.
Sebuah petisi online dibuat di situs change.org untuk meminta pembatalan serial ini.
Petisi tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 60 ribu tanda tangan dari orang-orang yang menentang penggambaran Cleopatra berkulit hitam.
Namun, petisi tersebut kemudian dihapus tanpa alasan yang jelas.
Cleopatralahir dari perkawinan Sedarah
Melansir Britannica,Cleopatra lahir pada tahun 69 SM sebagai putri dari Ptolemeus XII Auletes dan Cleopatra V Tryphania.
Ia berasal dari Dinasti Ptolemaik, yang merupakan keturunan dari jenderal Yunani bernama Ptolemeus I Soter yang menguasai Mesir setelah kematian Alexander Agung.
Dari sinilah fakta tentang praktik perkawinan sedarah dalam hidup Cleopatra dimulai.
Maklum, keluarga Plotemy sudah terkenal sangat patuh dalam menjalani tradisi inses.
Tujuan mereka pada dasarnya hanya satu: menghindari beralihnya kekuasaan mereka ke tangan orang lain yang bukan keturunan mereka.
Seperti umumnya praktik hubungan sedarah, kelainan pun diyakini terjadi pada tubuh Cleopatra.
Dia disebut mengalami obesitas yang tak pernah bisa ditangani karena memang itulah 'darah' yang diwariskan dari kedua orangtuanya yang sedarah.
Lanjutkan tradisi
Cleopatra sendiri pada akhirnya seperti tidak bisa terlepas dari tradisi yang sudah mengakar di keluarganya tersebut.
Wanita yang kelak menjadi Firaun Wanita tersebuta menikah dengan saudara laki-lakinya yang berusia 10 tahun dan rekan penguasa, Ptolemy XIII, pada usia 18 tahun.
Namun, setelah Ptolemy XIII melakukan upaya pada kehidupan saudara perempuannya, Cleopatra melarikan diri ke Suriah.
Cleopatra kemudian mengumpulkan pasukan dan kembali ke Alexandria, berperang saudara dengan saudara laki-lakinya untuk memerintah.
Selama waktu ini, Julius Caesar telah melakukan perjalanan ke Alexandria di bawah undangan Ptolemy XIII.
Namun, Cleopatra memenangkan dukungan Caesar, dan pasukan gabungan Romawi-Mesir mereka menggulingkan Ptolemy XIII.
Setelah kekalahan Ptolemy XIII dan kematian berikutnya, Cleopatra lagi-lagi melanjutkan tradisi perkawinan sedarah keluarganya.
Dia diketahui menikahi adik laki-lakinya, Ptolemy XIV. Saat itu, Cleopatra berusia 22 tahun dan adiknya masih 12 tahun.
Singkat cerita, sang adik tersebut pun pada akhirnya harus tewas secara misterius dengan banyak pihak meyakini bahwa Cleopatra sendirilah yang membunuhnya.
Baca Juga: Inilah Sosok Herodes, 'Monster' yang Berkonflik dengan Ratu Mesir Cleopatra