Ilmu sosial mempelajari perilaku manusia dalam masyarakat dan bagaimana perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial seperti budaya, agama, dan politik.
Dalam artikel ini, ilmu sosial digunakan untuk mempelajari bagaimana kesetaraan gender dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial tersebut.
Dalam artikel ini, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner antara sejarah dan ilmu sosial untuk mempelajari kesetaraan gender dalam rumah tangga di Indonesia pada tahun 1950-an.
Hal ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial sangat penting dalam mempelajari peran perempuan dalam masyarakat Indonesia pada masa lalu.
Pertanyaan: Analisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap perempuan!
Jawaban:
Kondisi sinkronik masyarakat Indonesia pada tahun 1950-an terhadap perempuan adalah situasi di masyarakat terhadap perempuan pada tahun sebelum dan sesudah 1950-an.
Pada masa itu, perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tidak mampu berdiri sendiri.
Perempuan hanya dianggap sebagai ibu rumah tangga dan tidak diberikan kesempatan untuk berpendidikan atau bekerja.
Selain itu, perempuan juga tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam berbagai hal seperti hak politik dan hak ekonomi.
Namun, pada akhir tahun 1950-an, peran perempuan mulai berubah seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang berpendidikan dan bekerja.
Baca Juga: Analisis Kondisi Sinkronik (Keadaan Masyarakat Indonesia) pada Masa Itu Terhadap Perempuan
KOMENTAR