Tidak hanya pasukan Mataram yang terkena penyakit, tetapi juga pasukan VOC dan penduduk Batavia.
Bahkan, Jan Pieterszoon Coen sendiri meninggal dunia karena penyakit kolera pada tanggal 20 September 1629.
Kematian Coen menjadi pukulan besar bagi VOC dan membuat moral pasukan mereka menurun.
Namun, penyerangan Mataram juga tidak berlangsung lama. Sultan Agung akhirnya memerintahkan mundur pada bulan Oktober 1629 karena kehabisan persediaan makanan dan amunisi.
Selain itu, ia juga mendengar kabar bahwa Pajang, salah satu wilayah bawahan Mataram, memberontak melawan kekuasaannya.
Perang Mataram-VOC berakhir dengan tidak ada pihak yang benar-benar menang atau kalah. Sultan Agung gagal menguasai Batavia dan mengusir VOC dari Jawa.
Namun, ia juga berhasil melemahkan VOC dan membuat mereka kehilangan pemimpinnya.
Perang ini menunjukkan keberanian dan kegigihan Sultan Agung dalam melawan penjajah asing.
Meskipun perang berakhir dengan tidak ada pihak yang menang atau kalah, perang ini memiliki dampak yang besar bagi sejarah Indonesia.
Perang ini menandai puncak kejayaan Kesultanan Mataram sebagai kerajaan terbesar dan terkuat di Jawa.
Perang ini juga menunjukkan semangat nasionalisme dan anti-kolonialisme Sultan Agung yang menjadi inspirasi bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia di masa depan.
Baca Juga: Jenderal Sudirman Pemersatu Laskar Rakyat, Tak Heran Digelari Panglima Besar
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR