Kondisi itu membuat pemimpin-pemimpin di daerah timur merapatkan barisan.
Mereka adalah Adipati Surabaya, Tuban, Japan (Mojokerto), dan Madura.
Niat mereka adalah menyerang Mataram karena sudah sampai ke Wirasaba.
Ada usulan, untuk melawan tentara Mataram yang tanggung mereka harus mengambil rute Madiun karena medannya yang datar.
Di sana juga persediakan makanan, terutama beras, juga murah, dan sumber air melimpah.
Tapi usul itu kemudian diinterupsi oleh Randu Watang, mata-mata Mataram yang lama bekerja kepada adipati Tuban.
Dia berlasan, daerah-daerah di sekitar Madiun, Ponorogo, dan Jogorogo telah dikuasi Mataram.
Jika mereka nekat lewat sana, konsekuensinya mereka harus menghadapi pertempuran yang lebih berat.
Sebagai solusi, Randu Watang menyarankan koalisi itu menempuh rute Lasem dan Pati.
Sayangnya, nasihat yang nantinya bakal membuat celaka itu justru yang diambil.
Rombongan besar itu akhirnya berangkat melalui rute yang sudah disepakti dan memutuskan berkemah di Siwalan, dekat Pajang.
Di sana mereka berharap mendapat bantuan dari Pajang.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR