Tapi ternyata, Pajang mengurungkan niat dan memilih kembali berkongsi dengan pasukan Mataram.
Di sisi lain, pasukan Mataram ternyata sudah memotong jalur distribusi makanan untuk pasukan koalisi itu.
Dalam kondisi lapar, mereka diserang oleh pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Martalaya dan Jaya Suponto.
Adipati Tuban tentu malu karena saran abdinya yang telah menyesatkan pasukan koalisi.
Sebagai balas utang, dia pun memberanikan diri menyerang pasukan Mataram terlebih dahulu.
Tapi karena kuatnya persentajaan Mataram, pasukan Adipati Tuban justru yang lari tunggang langgang bahkan masuk-masuk ke dalam rawa.
Besoknya giliran pasukan yang dipimpin Adipati Japan yang menyerang pasukan Mataram, hasilnya kalah total.
Sementara pasukan Madura dan pasukan Surabaya yang memilih mundur juga dihabisi dalam pelarian.
Dalam pertempuran itu, Adipati Japan tewas.
Tiga tahun berselang, giliran Mataram yang sekarang menyerang Tuban.
Dalam kampanye ini, Sultan Agung mengutus Tumenggung Martalaya dan Jaya Suponto menaklukan Tuban.
Sebelumnya, Mataram mendapatkna informasi dari mata-matanya bahwa Bupati Tuban akan melakukan perlawanan kepada Mataram.
Tumenggung Martalaya adalah sosok yang cerdik.
Alih-alih langsung menyerang secara kilat, dia memilih untuk menunggu pasukan Tuban yang keluar terlebih dahulu.
Sementara di sisi Tuban, Adipati Tuban ternyata juga menerapkan strategi yang pasif.
Dia menolak untuk mengirim pasukannya terlebih dahulu karena hanya bisa sepenuhnya mengandalkan tiga meriam yang dianggap punya kekuatan gaib.
Singkat cerita, Mataram berhasil menguasai Tuban, sementara Adipati Tuban berhasil melarikan diri ke Giri lewat laut.
Tapi sayang, kapal yang membawanya diterjang ombak.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR