Liu Zhi tidak peduli dengan kesejahteraan rakyatnya.
Ia lebih suka menghabiskan waktu dan uangnya untuk memelihara 5.000 selir yang dikelilingi oleh tembok tinggi di istananya.
Ia juga sering mengambil obat kuat untuk meningkatkan kemampuannya bercinta.
Selir-selir itu hanya boleh keluar untuk melayani Liu Zhi atau jika ia memberi izin.
Liu Zhi juga sering membunuh selir-selir yang tidak disukainya atau yang berselingkuh dengan orang lain.
Bahkan, ia pernah membunuh seorang selir yang sedang hamil karena cemburu.
Liu Zhi juga tidak peduli dengan nasib rakyatnya yang menderita akibat kelaparan dan bencana alam.
Ia lebih suka menghambur-hamburkan uang untuk membangun istana-istana mewah dan menyelenggarakan pesta-pesta pora.
Hal ini menyebabkan ketidakpuasan rakyat dan pejabat yang berujung pada pemberontakan.
Pada tahun 166 Masehi, para siswa yang akan mengikuti ujian kenegaraan berdemonstrasi dan mengkritik Liu Zhi.
Namun, protes mereka dihentikan secara paksa oleh tentara Liu Zhi dan para siswa ditangkap.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR