Pintu gerbang menghadap ke laut dan temboknya cukup tinggi. Benteng ini digunakan sebagai basis pertahanan dan perdagangan Belanda di Kalimantan Selatan.
Benteng Tabanio sempat dikuasai oleh pejuang Banjar pada tahun 1859, namun berhasil direbut kembali oleh Belanda pada bulan Agustus tahun yang sama.
Benteng ini kemudian ditinggalkan oleh Belanda pada tahun 1854 dan dipindahkan ke Pelaihari.
Saat ini, benteng ini masih berdiri meski sudah banyak yang rusak dan ditumbuhi semak belukar.
Benteng Tabanio juga merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan dan dijaga keasliannya. Benteng ini menjadi bukti dari jejak sejarah Belanda di Kalimantan Selatan.
Benteng ini juga menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR