Namun, pada Februari 1899, ia mengkhianati Belanda dengan membawa lari senjata dan amunisi yang diberikan kepadanya.
Ia kemudian bergabung kembali dengan pasukan Aceh dan melancarkan serangan-serangan kejutan terhadap pos-pos Belanda.
Perang Aceh III (1880-1896)
Perang Aceh III ditandai dengan pergantian pimpinan militer Belanda dari Jenderal van Swieten ke Jenderal J.B. van Heutsz pada tahun 1898.
Van Heutsz menerapkan strategi baru yang lebih agresif dan brutal untuk menumpas perlawanan Aceh.
Fase ini ditandai dengan perlawanan sengit dari rakyat Aceh yang menggunakan taktik gerilya dan bantuan dari para ulama dan pemimpin lokal.
Salah satu tokoh perlawanan yang paling terkenal adalah Teuku Umar, yang awalnya bekerja sama dengan Belanda sebagai panglima bayaran.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR