Intisari-Online.com - Nabi Ibrahim lahir saat Raja Namrud berkuasa.
Selama berkuasa, Raja Namrud diperingati oleh seorang peramal akan kehadiran seorang laki-laki yang akan membinasakannya.
Karena ramalan itu, Raja Namrud membumuh semua bayi laki-laki yang dilahirkan rakyatnya.
Namun, ibunda Ibrahim menyelamatkan putranya.
Saat hendak melahirkan, ibu Ibrahim lari ke gua sehingga putranya bisa lahir dengan selamat.
Atas kehendak Allah, Ibrahim bisa selamat hingga dewasa walaupun ditinggal di hutan sendirian.
Mengutip dari Sonora.ID, dikisahkan bahwa jari-jari Ibrahim saat bayi mengeluarkan madu dan keju sehingga bisa mencukupi nutrisinya.
Nabi Ibrahim pun tumbuh menjadi sosok laki-laki yang kuat dan sehat.
Sebagai anak pembuat patung berhala, Nabi Ibrahim sempat mempertanyaakan keberadaan Tuhan.
Karena kecerdasan yang dimilikinya, Nabi Ibrahim saat itu tak percaya akan kata-kata Raja Namrud yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan.
Ia juga meragukan cara orang-orang menyembah berhala karena percaya itu adalah Tuhan.
Nabi Ibrahim pun mencari-cari keberadaan Tuhan.
Ia memandangi alam dan sempat mengira Tuhan adalah bintang, bulan hingga matahari.
Namun, ia tak menemukan Tuhan yang dicarinya selama ini.
Allah lantas memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim terkait keberadaannya.
Usai mendapat petunjuk, Nabi Ibrahim lantas memerangi Raja Namrud dengan menghancurkan berhala-berhalanya.
Hal itu dilakukan Nabi Ibrahim saat Raja Namrud dan pengikutnya pergi ke luar kota selama berhari-hari.
Wilayah kekuasaan Raja Namrud yang nyaris kosong itu dimanfaatkan Nabi Ibrahim untuk menyelinap ke tempat patung-patung berhala yang biasa disembah.
Menggunakan kapak, Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung berhala buatan ayahnya itu.
Ia hanya menyisakan satu patung berhala yang paling besar.
Kemudian, kapak yang ia gunakan untuk menghancurkan patung-patung itu ia kalungkan ke berhala paling besar itu.
Sontak, Raja Namrud dan pengikutnya syok bukan main mendapati patung berhala yang mereka sembah semuanya hancur berantakan.
Nabi Ibrahim pun dicari-cari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sang Raja berkata dengan geram kepada Nabi Ibrahim: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala berhala ini?"
"Bukan!" jawab Ibrahim singkat.
Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin geram dan berkata: "Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?"
"Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?" sahut Ibrahim dengan tenang.
Raja Namrud membantahnya: "Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!".
Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"
Mendengar ucapan Nabi Ibrahim, banyak pengikut Raja Namrud yang tersadar.
Namun, hal itu justru membuat Raja Namrud semakin murka.
Ia akhirnya membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup.
Allah yang belum menghendaki Nabi Ibrahim meninggal dunia pun memberikan pertolongan.
Karena pertolongan Allah, Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api tersebut.
Sejak saat itu, Nabi Ibrahim berhasil mengajak banyak orang menyembah Allah.
Baca Juga: Kisah Kelahiran Nabi Ishaq AS, 4 Malaikat Datangi Nabi Ibrahim AS
(*)
Penulis | : | Dwi Nur Mashitoh |
Editor | : | Dwi Nur Mashitoh |
KOMENTAR