Ada yang bilang, sifat pemarah Arya Penangsang disebabkan oleh keris setan kober.
Terkait tabiat Arya Penangsang, Babad Tanah Jawa menulisnya secara khusus.
Arya Penangsang menggantikan posisi ayahnya sebagai Adipati Jipang ketika usianya masih 16 tahun.
Saat itu, Arya Penangsang dibantu oleh Patih Mentaun.
Empat tahun kemudian, Trenggana naik takhta Kerajaa Demak, tapi dia gugur di Panarukan pada 1546 ketika hendak kembali menyerang Portugis meneruskan perjuangan Pati Unus.
Takhta Demak kemudian turun ke Raden Mukmin alias Sunan Prabowo, ibu kota Kerajaan Demak pun dipindahkan ke Prawoto.
Sekitar tiga tahun kemudian Arya Penangsang mengirim utusan untuk membunuh Sunan Prawoto, untuk membalas dendam kematian ayahnya.
Sang utusan itu dibekali keris setan kober yang sakti itu dan saling bunuh dengan Sunan Prawoto.
Dengan tewasnya Sunan Prawoto, Arya Penangsang pun jadi penguasa Demak, dan ibu kota Kerajaan Demak dia pindahkan ke Jipang.
Nah, di tempat lain, ketika perjalanan pulang ke Pajang, Jaka Tingkir singgah di tempat Ratu Kalinyamat.
Di situ, Ratu Kalinyamat mendesak Jaka Tingkir agar segera membunuh Arya Penangsang.
Jika Jaka Tingkir berhasil membunuh Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat berjanji akan menyerahkan Demak kepadanya.
Jaka Tingkir akhirnya memenuhi perintah itu, tapi dengan meminjam tangan orang lain.
Dan orang lain itu adalah Sutawijaya alias Panembahan Senopati yang punya senjata pamungkas Tombak Kyai Plered.
Dalam pertarungan antara Sutawijaya dan Arya Penangsang, perut Arya Penangsang sobek terkena tombak Kyai Plered.
Arya Penangsang lalu melilitkan ususnya yang terburai ke gagang keris yang terselip di pinggang.
Tapi nahas, usus Arya Penangsang malah terpotong sehingga menyebabkan kematiannya.
Begitulah akhir tragis kehidupan Arya Penangsang yang kontroversial itu.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR