Pedagang Islam ini datang melalui jalur perdagangan laut yang menghubungkan kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
Wilayah laut Indonesia yang memiliki letak strategis dan kaya akan rempah-rempah menjadi daya tarik bagi pedagang Islam untuk berdagang dan bermukim.
Dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal, pedagang Islam tidak hanya menjual barang-barang dagangan, tetapi juga menyampaikan ajaran agama dan budaya Islam.
Mereka menggunakan cara-cara yang halus dan santun, seperti menikahi putri-putri lokal, mendirikan masjid dan pesantren, mengajarkan ilmu pengetahuan dan seni, serta memberikan contoh akhlak yang baik.
Dengan cara-cara tersebut, pedagang Islam berhasil mempengaruhi masyarakat lokal untuk memeluk agama dan budaya Islam.
Pemukiman-pemukiman Islam mulai muncul di kota-kota bandar pelabuhan besar seperti Malaka, Aceh, Demak, Makassar, Banjarmasin, Ternate, dan Tidore.
Pada sekitar abad ke-13 hingga ke-16 Masehi, pemukiman-pemukiman Islam tersebut berkembang menjadi kerajaan-kerajaan Islam yang berdaulat di nusantara.
Pedagang Islam sebagai Pembawa Tradisi Sahur
Salah satu budaya Islam yang dibawa oleh pedagang Islam ke nusantara adalah tradisi sahur.
Sahur merupakan aktivitas makan atau minum sebelum terbit fajar di bulan Ramadan sebagai persiapan untuk menjalani puasa sehari penuh.
Tradisi sahur ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan menjadi sunnah bagi umat Islam.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR