Meriam dan torpedo kapal perang Belanda itu jelas bukan tandingan sebuah kapal dagang yang cuma dipasangi senapan mesin.
Sebuah tembakan meriam tepat menghajar Kapal Gajah Mada.
Ruang mesin terbakar habis, Letnan Samadikun gugur dalam pertempuran.
Tak lama kapal itu tenggelam ke dasar Laut Cirebon.
Pertempuran itu membuat tiga pahlawan gugur serta 26 menjadi tawanan Belanda.
Aksi Samadikun membuat empat kapal patroli lain bisa lolos.
Pada 7 Januari jenazah Samadikun ditemukan.
Ternyata KRI Gadjah Mada merupakan kapal dagang yang dimodifikasi untuk menjadi kapal perang dengan dibubuhi Senapan mesin berat Oerlikon 20 mm.
Dilansir dari laman tnial.mil.id, untuk menghormati jasa dan keberaniannya, pangkat Letnan Samadikun dinaikkan secara anumerta menjadi Kapten Laut.
Nama Samadikun kemudian diangkat sebagai nama kapal perang TNI AL era-70an, yakni Perusak Kawal Samadikun Class (Claud Jones Class).
Setelah karamnya RI Gadjah Mada, pemerintah pada 1951 memberi nama destroyer pertama TNI AL dengan nama KRI Gadjah Mada.
(*)
Penulis | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
Editor | : | Andreas Chris Febrianto Nugroho |
KOMENTAR