Benaia Manasye Lintjewas, Pemuda Kendari yang Jadi Tentara AS, Pernah Dikirim ke Afghanistan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Foto - Benaia Manasye Lintjewas, pria kendari yang lolos jadi tentara AS.
Foto - Benaia Manasye Lintjewas, pria kendari yang lolos jadi tentara AS.

Intisari-online.com - Benaia Manasye Lintjewas adalah pemuda asal Kendari, Sulawesi Tenggara, yang berhasil lolos seleksi menjadi tentara Amerika Serikat (AS) dengan nilai tertinggi di angkatannya.

Ia merupakan anak pertama dari pasangan Manasye Lintjewas dan Yuliana Lintjewas yang berprofesi sebagai pelayan Tuhan.

Benaia lahir di Rumah Sakit Korem Kendari pada 26 Juli 2001 dan menghabiskan masa kecilnya di Lorong Mekar, Kota Kendari.

Benaia bercita-cita menjadi tentara sejak kecil. Ia mengaku terinspirasi oleh film-film perang yang ia tonton bersama ayahnya.

Ia juga bermimpi untuk bisa berkeliling dunia dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

Ketika berusia 11 tahun, Benaia bersama keluarganya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Ia pun melanjutkan pendidikannya di sana hingga lulus SMA.

Setelah lulus SMA, Benaia mengikuti tes masuk tentara AS secara iseng.

Ia tidak menyangka bahwa ia akan lolos tes tersebut dengan skor 97 dari 100.

Ia pun diterima sebagai anggota US Army atau Angkatan Darat AS dan harus menjalani pelatihan dasar di Fort Jackson, South Carolina.

Di sana, ia bertemu dengan banyak teman baru dari berbagai negara dan latar belakang.

Baca Juga: Thariq bin Ziyad, Dari Budak Hingga Jadi Panglima Pasukan Muslim Taklukkan Andalusia

Ia juga mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga.

Salah satu pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan oleh Benaia adalah ketika ia diterjunkan ke medan tempur di Afghanistan.

Ia mengaku merasa takut dan gugup saat pertama kali menginjakkan kaki di negara yang dilanda konflik tersebut.

Namun, ia juga merasa bangga dan terhormat bisa melayani negara yang telah memberinya kesempatan untuk berkembang.

Di medan tempur, Benaia harus menghadapi berbagai tantangan dan bahaya.

Ia harus siap bertempur kapan saja dan di mana saja.

Ia juga harus waspada terhadap serangan musuh yang bisa datang dari arah mana saja.

Ia mengatakan bahwa ia selalu berdoa dan bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan dan keselamatan yang diberikan kepada dirinya dan rekan-rekannya.

Meski hidup di tengah-tengah perang, Benaia tidak melupakan keluarganya di Indonesia.

Ia selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan mereka melalui telepon atau video call.

Ia juga sering mengirimkan foto-foto dan video-video aktivitasnya di medan tempur kepada keluarganya.

Baca Juga: Sejarah danSistem Perekrutan Jugun Ianfu, Wanita Penghibur Tentara Jepang

Ia mengaku sangat merindukan mereka dan berharap bisa segera pulang.

Benaia Manasye Lintjewas adalah salah satu contoh pemuda Indonesia yang berhasil mewujudkan mimpinya menjadi tentara AS.

Ia membuktikan bahwa dengan tekad, usaha, dan doa, segala hal bisa dicapai.

Ia juga menunjukkan bahwa ia tetap mencintai tanah airnya meski sudah berganti kewarganegaraan.

Ia berharap bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia lainnya untuk terus berjuang dan berkarya.

Artikel Terkait